Memasuki Tahun Baru 2024, Pemkot Denpasar menghadiahkan ruang baru bagi warganya, yaitu Graha Yowana Suci (GYS), di simpang pojok Jalan Hasanudin, Diponegoro, dan Sumatera. Graha di atas tanah 20 are itu kini hadir sebagai ikon baru Kota Denpasar yang disediakan untuk inkubator bisnis anak muda kreatif.
GYS yang letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau dari arah Utara dan Selatan itu awalnya adalah stanplat atau terminal. Dulu, bus jurusan Denpasar-Tabanan pp bisa diperoleh di terminal Suci ini (Baca Suci Tempo Doeloe).
Renovasi kedua ini menorehkan sejarah perubahan ruang publik itu dari Terminal Suci menjadi pertokoan Suci Sari Jaya disingkat Suci Plaza dan kini menjadi Graha Yowana Suci. Seperti halnya ruang publik lainnya di kota, GYS ini pun diharapkan menjadi pusat perkembangan usaha dan pelayanan bisnis, persis seperti ketika menjadi terminal.
Dulu, di terminal Suci ini juga ada pasar. Malam hari digelar pasar senggol sampai tahun 1980-an. Di pasar Suci inilah nasi bungkus yang dikenal dengan nasi jinggo bermula. Di pojok timur laut terminal suci, ada pompa bensin. Strategis sekali letak terminal Suci ini.
Akhir 1980-an, terminal ini direnovasi. Di sana dibangun pertokohan bertingkat dikenal dengan nama Suci Plaza, dilengkapi ruang parkir di bawah tanah.
Di lantai-lantainya ada toko baju, penjual kain, ruang untuk kantor, dan penukaran uang. Pernah juga ada toko jasa telekomunikasi atau wartel. Saya sering mengirim/ menerima faksimili untuk urusan jurnalistik dari sebuah wartel yang beroperasi di Suci Plaza.
Bisnis wartel sempat menjamur, namun tidak begitu lama, karena kemajuan teknologi, memungkinkan setiap orang bisa memiliki telepon dan kemudian handphone.
Dalam perjalanan waktu, tampak bahwa aktivitas bisnis di tempat ini tidak terlihat pesat. Kecemerlangan Suci Plaza tampak mulai redup. Pemkot Denpasar pun merenovasi dan mengambil alih pengelolaannya.
Menurut Radar Bali, anggaran yang dihabiskan untuk penataan Graha Yowana Suci (GYS) sekitar Rp 3,9 miliar lebih. Anggaran ini lebih rendah dari yang direncanakan semula RP 5 milyar.
Instagram perumdapasarsewakadarma menjelaskan sekilas tentang acara Soft Opening Graha Yowana Suci yang diadakan 29 Desember s.d. 2 Januari 2024. “Banyak keseruan di acara ini dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih untuk pihak-pihak yg terlibat dalam acara Soft Opening Graha Yowana Suci,” tulisnya.
Sebagai pengelola, Perumda Denpasar berharap semoga ke depannya Graha Yowana Suci bisa berfungsi sebagai ruang inkubasi bisnis dan ruang temu ekonomi kreatif bagi pemuda Kota yang ingin belajar menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
Ruang yang ada di Graha Yowana Suci akan dimaksimalkan untuk segala bentuk aktivitas ekonomi yang saling menguatkan bagi kreativitas pemuda dan komunitas kreatif.
Untuk lantai 1, sewa tempat yang dikenakan Rp 145.000 per meter persegi, sementara di lantai 2 dikenakan biaya sewa Rp 104.000 per meter persegi. Harga sewa di lantai dua lebih murah karena pengunjung harus naik tangga lagi. Biaya operasional pedagang (BOP) sebesar Rp 28.000 per hari.
Setelah pembukaan awal, pengelola mengundang pengusaha muda kreatif dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk menggunakan GYS sebagai ruang promosi dan pengembangan bisnis.
Grand opening GYS dilaksanakan pada HUT Kota Denpasar bulan Februari 2024 diisi dengan kemeriahan pameran UMKM kreatif Denpasar dan aneka hiburan menarik (dap).