I Nyoman Aryawibawa, Gde Oeinada, Darma Putra (penulis).

Nyaman sekali rasanya naik kereta api cepat Whoosh dari Bandung ke Halim, Jakarta. Kami bertiga, berangkat dari stasiun Tegalluar Jawa Barat, pk. 12.00, hari Selasa, 20 Februari 2024, dan tiba di Stasiun Halim di Jakarta sekitar pk. 12.45. 

Nyamannya Whoosh sungguh setara dengan kereta api cepat di Jepang dan kota-kota besar dunia lainnya. Punya Whoosh adalah kemajuan baru bagi dunia transportasi darat di Indonesia. Kemajuan yang memberikan rasa bangga.

Selama ini, saya agak ‘iri’ melihat kawan-kawan berfoto di depan kereta Whoosh. Mereka duluan mencoba kereta api cepat ini dan pamer foto-foto di sosial media.

Ingin rasanya suatu hari dalam selang waktu cepat bisa menikmati kenikmatan dan kecepatan luncuran Whoosh.

Masuk dan ke luar serba scan bar code.

Tanpa diduga dan tanpa direncanakan, kami (Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unud I Nyoman Aryawibawa dan Wakil Dekan I Gde Oeinada) terpaksa naik Whoosh dari Bandung ke Jakarta. Ya, keterpaksaan yang ‘menggembirakan’

Awalnya adalah ketika jalur penerbangan yang kami pesan berubah. Kami pergi dari Bali ke Bandung, naik pesawat lewat Bandara Kertajati, dua-tiga jam di luar Bandung.

Rencana pulangnya juga dari Bandara Kertajati ke Denpasar. Tapi, maskapai yang kami tumpangi me-rerute perjalanan. Kami diarahkan naik pesawat dari Halim Perdana Kusuma ke Denpasar.

Untung waktu tersedia, sehingga kami bisa pergi dari Bandung ke Jakarta naik Whoosh. Perubahan jalur penerbangan ini menghilangkan kenyamanan, namun memberikan pengalaman baru bagi kami untuk mencoba Whoosh. Mengobati rasa ‘iri’ akan kawan-kawan yang duluan berfoto di depan kereta yang moncongnya tajam siaga meluncur.

Dari stasiun Whoosh Halim, ada transportasi shuttle Damri ke Bandara Cengkareng. Untuk ke Bandara Halim, dilayani dengan grab atau taksi umum. Jarak tempuh Whoosh Halim ke Bandara Halim tak sampai 15 menit. 

Di luar stasiun Halim, ada shuttle bus Damri ke Bandara Sukarno Hatta, dan taksi ke Bandara Halim.

Sungguh, perjalanan pertama memakai Whoosh sangat menyenangkan. Betapa tidak, ini adalah moda transportasi tercepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, bisa meluncur sampai 350 km/jam. Kereta api buatan Cina ini mulai beroperasi Oktober 2023.

Kehadirannya membantu memperlancar transportasi Jakarta-Bandung. Animo masyarakat menggunakan Whoosh sangat besar. Dalam satu hari jumlah puncak penumpang bisa mencapai 21.500 orang per hari termasuk hari libur.

Fluktuasi jumlah penumpang agak tajam. Ketika kami bertiga naik Whoosh Selasa, 20 Maret 2024,  suasana stasiun lengang. Mungkin pagi ramai, atau sore ramai, sesuai irama para komuter.

Dari stasiun Tegalluar, jumlah penumpang siang itu tidak begitu banyak. Dari Tegalluar, Whoosh meluncur ke stasiun Padalarang, dari sini naik cukup banyak penumpang.

Luas dan lengang.

Whoosh meluncur cepat dan efektif karena tidak ada pemberhentian lagi, tapi langsung dari Padalarang ke Halim.

Harga tiket Whoosh berbeda menurut jam. Kami membeli tiket Rp 200 ribu, jadwal pagian ada yang Rp 150 ribu. Kelas duduk juga menentukan harga tiket. Enaknya, semua bisa dilakukan lewat aplikasi khusus Whoosh dan pembayaran dengan online aplikasi Qris atau lainnya.

Bersih, nyaman, baru.

Sebagai armada baru, Whoosh sangat bersih, nyaman, sejuk. Di luar suhu udara ketika itu 34 derajat C, namun di dalam nyaman luar biasa. Kursi bersih nyaman, empuk untuk bersandar hingga kepala. Toilet di dalamnya juga sangat bersih.

Semoga selamanya demikian sehingga masyarakat Indonesia merasa bangga memiliki Whoosh. Awak Whoosh menyarankan menjaga kebersihan.

Suasana stasiun juga bersih rapi dan nyaman. Petugas di dalam stasiun dan dalam kereta ramah-ramah. Monitor menjelaskan jadwal kedatangan dan keberangkatan Whoosh juga jelas.

Kenyamanan perjalanan Whoosh menjadi lebih lengkap dengan pemandangan persawahan yang hijau (di beberapa tempat) yang dilewati. 

Mungkin teman-teman merasa ‘iri’ membaca tulisan ini, dan ingin cepat-cepat naik Whoosh. Semoga segera terwujud.

Hidup Whoosh, Maju Terus Indonesia (Darma Putra