Di Warung makan Bendega di Pantai Lebih, Gianyar, Bali, suatu siang, pada libur panjang pasca-Lebaran, 6 Mei 2022, dialog berikut terdengar ramah dan santai.
+Paket 3, bisa tambah sate?
-Bisa, berapa? Rp 5.000, Rp10.000?
+Berapa harga sate per tusuk?
– Kalau lima tusuk, Rp 5.000.
+OK, tambah satu porsi sate 5 tusuk.
Murah banget sate ikan ukuran cukup besar seharga Rp1.000/ tusuk.
Warung Bendega terletak paling dekat dengan pantai. Boneka ikan besar tergantung terbalik di depannya, menjadi ikon penanda warung tersebut. Wisatawan tak akan sulit mencarinya.
Warung Bendega menawarkan menu dengan harga paket murah begitu rendah sampai Rp20.000. Paket ini mendapat nasi, sate, sayur, sup atau bakso ikan, dan kerupuk kulit ikan. Harga ini murah sekali. Di tempat terkenal ada makanan seharga Rp20.000.
Paket lain adalah paket ikan bakar, nyatnyat, kerang dan lainnya yang juga murah Rp 50.000 – Rp70.000. Rasanya juga lezat. Lauk-pauk seolah dimasak dengan cara lain. Bumbu meresap selezat semestinya. Sayur pelecing juga enak.
Siang itu kami makan berempat plus dua balita yang memesan beberapa paket dan seporsi nasi goreng. Total yang kami bayar Rp 250.000, harga yang murah, karena di restoran biasa di Sanur atau Canggu, uang Rp250.000 adalah harga makan untuk satu orang, bukan empat.
Ini kali bukan yang pertama makan di warung makan di Pantai Lebih. Setidaknya tiga kali sebelumnya kami sudah datang kemari. Hidangannya senantiasa pas di hati (Warung makan ikan Pantai Lebih ).
Pantai Lebih kian Berkembang
Pantai Lebih berjarak sekitar 25 km, arah Timur kota Denpasar. Menjangkaunya sangat mudah karena terletak di tepi Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, yang menghubungkan Denpasar-Pelabuhan Padangbai, Karangasem, penyebrangan ke Lombok.
Sejak terbukanya jalan by pass, daerah sekitar lebih dan sepanjang jalan di sana, kian berkembang. Beberapa hotel berdiri, juga beberapa villa. Vila di sini seolah menjadi perpanjangan ke arah Timur dari vila-vila atau akomodasi di tepi pantai Sanur.
Hotel dan vila di kawasan pantai Lebih dan sekitarnya membuat perkembangan baru area wisata Gianyar. Dulunya hanya Ubud dan sekitarnya yang berkembang di wilayah Gianyar Barat, kini Gianyar Selatan dan Timur atau Tenggara juga berkembang.
Salah satu daya tarik wisata utama di daerah ini adalah Taman Bali Safari, tempat wisatawan bisa menikmati aneka satwa seperti kebun binatang dan seni pertunjukan kreasi baru Bali Agung, kisah perkawinan Raja Bali Jayapangus dengan putri Cina Kang Cing Wie.
Fasilitas hotel bermunculan di Pantai Keramas, Pantai Saba, Masceti. Ada juga Komune Resort & Beach Club Bali, Keramas dan Rumah Luwih. Investor atau pengusaha dari Ubud, seperti Komaneka, juga membangun hotel di pantai sekitar Lebih.
Pantai di sini pasirnya hitam, tetapi terbentang indah. Di seberang, terlihat Pulau Nusa Penida senyap samar.
Lanjutan ke Timur sampai di Pantai Lepang, ada Wyndham Tamansari Jivva Resort Bali. Resort ini menambah jajaran akomodasi pariwisata di sepanjang pantai Lebih ke Timur.
Warung Makan
Pantai Lebih juga berkembang, tumbuh beberapa warung makan. Setidaknya ada 20 warung makan di pantai Lebih, rata-rata menjual menu yang sama, sama-sama berbasis ikan. Selain berbagai ikan (bakar, nyat-nyat, goreng), juga ada sate, dan kerupuk kulit ikan.
Warung Bendesa menyediakan nasi goreng dan kentang goreng. Menunya lebih beragam. Kami ke sana dengan dua anak balita, yang senang nasi goreng. Kami senang karena mereka dapat menu favoritnya.
Untuk minuman, warung-warung di pantai Lebih menyediakan berbaga juice, teh, es, bir, dan tentu saja kelapa. Sayangnya, siang itu, bir dan kelapa tidak ada.
“Kelapa muda sedang kosong, Pak,” ujar pelayan ramah. Kami agak kecewa, tetapi apa boleh buat, mungkin memang karena musim libur dan udara panas, kelapa yang menjadi minuman favorit pun jadi cepat habis.
Nyaman dan Luas
Suasana Warung Bendega sederhana namun nyaman. Ruangan luas. Kapasitas duduk banyak. Pelanggan bisa menikmati makan sambil menatap laut biru dengan gelombang dan buih putih laut Lebih.
Pantai Lebih juga menjadi tempat nelayan jual ikan segar. Sebelum pandemi, expat yang tinggal di Ubud terkadang bisa melenggang mencari ikan segar di Pantai Lebih. Pembeli dari Denpasar juga mencari ikan ke Pantai lebih sambil rekreasi.
Bagi masyarakat Bali, Pantai lebih juga tempat untuk menggelar ritual seperti melasti (penyucian) tiga hari menjelang Nyepi.
Perkembangan pariwisata sebelum pandemi ikut memacu perkembangan warung-warung makan khas ikan di pantai Lebih. Kiranya, pariwisata era baru pasca-pandemi kembali memacu perkembangan warung makan Pantai Lebih.
Tempat strategis, indah, dan harga murah menjadi magnet tersendiri bagi pelanggan atau wisatawan untuk mampir menikmati makan siang/ malam yang lezat dan gurih di pantai Lebih (Darma Putra).