Dalam lima tahun terakhir, ada banyak pembenahan di Pantai Lebih Gianyar, Bali. Di sana kini banyak warung makan yang bersih dan nyaman untuk wisata kuliner.

Areal parkir mobil juga memadai. Pengunjung mengalir sehingga tak perlu khawatir tak kebagian parkir. Beberapa kali ke Pantai Lebih selalu mudah cari parkir termasuk Sabtu, 22 Oktober 2016.

Warung-warung makan yang dulu berjejer di tepi pantai dengan properti sederhana, lesehan, kini sudah banyak jejeran warug makan yang bagus. Kursi meja tertata rapi dan suasana bersih.  Hidangannya lezat.


Hampir semua warung di Pantai Lebih menawarkan menu makan sama yaitu berbahan ikan laut. Ikan laut diolah menjadi ikan bakar, sup kepala ikan, pepes, dan sate languan. Krupuk yang tersedia pun terbuat dari unsur ikan. Pertama kali saya ke sana dapat mencicipi krupuk kulit ikan tuna. Rasanya sedap. Renyah.


Harga makanan di warung Lebih ditawarkan berdasarkan paket dengan menu kombinasi seperti sate, pelecing kangkung, telur ikan, atau ikan bakar. Harga paket berkisar Rp 18.000 sampai Rp 35.000. Harga ini sangat terjangkau berbagai kalangan.


Remaja berpacaran banyak menikmati waktunya di Pantai Lebih untuk makan siang atau malam menikmati menu ikan. Yang tentu menyenangkan juga adalah rasanya yang lezat.

Yang menawan adalah sajian minuman kelapa muda. Kelapa dicongkah laku diisi es dan jeruk. Rasanya segar beraroma. Harga per biji kelapa muda adalah Rp 13.000. Di warung lain ada yg pasang tarif Rp 12.000. Sendok kuat disediakan untuk pelanggan agar mudah mencungkil daging kelapa muda.


Pelayanan warung cukup profesional. Mereka mencatat order dengan cekatan dan menyuguhkan manakan dengan cepat. Istilahnya ‘tak pakai lama’.

Pembayaran bisa dilaksanakan dengan kartu debit. Tersedia berbagai mesin penggosok ATM tanpa warung dikelola profesional.

Bukti profesionalisme mereka dalam pelayanan tampak pada selogan yang dipasang untuk pelanggan: “jika Anda puas beritahu teman, jika Anda kecewa beritahu kami”.


Ikan Nelayan

Sekali ke Pantai Lebih Anda tak hanya bisa menikmati wisata kuliner menu ikan tetapi bisa juga membeli ikan segar hasil tangkapan nelayan. Berbagai ikan tersedia seperti karapu, snapper, jangki, dan tuna ukuran kecil. Ikan bakuk juga banyak. Enak digoreng isi garam.


Nelayan turun ke laut dini hari dan mendarat siang. Istri nelayan menanti dan menjual ikan tangkapan suami. Banyak pengunjung membeli karena ikannya segar walau harganya sama saja dengan di pasar.

Pejual ikan laki-laki yang mengaku sebagai nelayan melayani dengan sabar. Kemampuan merayu dan meyakinkan pembeli sangat jitu sehingga yang datang pasti mau membeli. Mereka punya langganan bule atau expat yang tinggal di Ubud.

Di warung-warung di Pantai Lebih banyak dijual luluh, ikan olahan yang sudah dihaluskan siap dijadikan sate atau dipulung-pulung serupa bakso ikan.

Selain menguatkan fungsi sebagai tujuan wisata kuliner dan kadang bagi nelayan untuk melaut dan menjual ikan segar, Pantai Lebih tetap memainkan fungsinya sebagai tempat suci. Sering tersaksikan iringan prosesi adat keagamaan menuju Pantai Lebih untuk melakukan ritual penyucian.


Ombaknya yang keras membuat jarang orang berenang. Ada yang berselancar, tapi tak banyak. Pasirnya hitam. Rekreasi wisata kuliner yang paling menawan. 

Seperti di berbagai tempat di dunia, Pantai Lebih pun berkembang dengan multifungsi sebagai objek wisata, tempat menggelar prosesi penyucian, dan nelayan mencari dan menjual ikan.

Kian banyak orang yang berkunjung ke Pantai Lebih, petugas parkir kian banyak menangguk hasil. Ongkos parkir mobil di sini adalah Rp 3.000, sedikit lebih mahal dari harga umumnya yang hanya Rp 2.000.


Pantai Lebih yang lokasinya tepat di lintasan jalan Bypass Ida Bagus Mantra menjadi tempat mampir makan yang ideal. Mudah dijangkau. Hidangan warung memuaskan, dijamin menyegarkan setelah minum air kelapa muda nan segar.