Jurnal Kajian Bali lulus reakreditasi nasional dengan peringkat Sinta-2. Hal ini tertera dalam SK Akreditasi Jurnal Salinan 79_E_KPT_2023 yang beredar 31 Juli 2023.

Dalam SK itu dinyatakan: Reakreditasi Tetap di Peringkat 2 mulai Volume 12 Nomor 2 Tahun 2022 sampai Volume 17 Nomor 1 Tahun 2027.

Jurnal Kajian Bali awalnya terbit 2011, di bawah Pusat Kajian Bali (PKB) Universitas Udayana. Tak terasa sudah 12 tahun umurnya.

Sejak pertama kelahirannya tahun 2011, jurnal ini dibidani dan diasuh oleh Prof. I Nyoman Darma Putra, dosen Fakultas Ilmu Budaya yang sudah banyak berpengalaman di bidang publikasi, penerbitan, dan media (termasuk sebagai wartawan).

Dalam sejarahnya, Pusat Kajian Bali pernah dipimpin oleh Prof. Dr. I Gde Parimartha dan Prof. Dr. I Wayan Cika; Prof. Dr. I Wayan Ardika dan Prof. Dr. I Made Suwastika; dan Prof. I Ketut Ardhana.

Belakangan Pusat Kajian Bali lebur, lalu penerbitan Jurnal Kajian Bali bernaung di bawah Puslit Kebudayaan bersama dengan Pusat Unggulan Pariwisata, keduanya di bawah LPPM Unud. Meski ada beberapa pergantian pusat yang menerbitkan jurnal, pengelola pemimpin editornya tetap Darma Putra.

Aneka sampul Jurnal Kajian Bali dengan atau tanpa tematik.

Dalam akreditasi pertama oleh LIPI, Jurnal Kajian Bali mendapat nilai B (nilai tertinggi adalah A) (Klick SK 2015). Setelah sistem akreditasi jurnal nasional diambil alih oleh Dikti, istilah peringkatan berganti dari ABC menjadi peringkat 6-1 (1 tertinggi).

Dalam proses akreditasi itu, Jurnal Kajian Bali (JKB) masuk peringkat Sinta-2 tahun 2019 (Klick SK 2019).

Sertifikat akreditasi 2019-2022

Awalnya, JKB terbit secara tematik. Tema tersebut dicantumkan di sampul jurnal bersama dua judul artikel penunjang. Belakangan tidak ada lagi tematik karena tidak mudah mengundang penulis untuk fokus pada tematik tertentu. Penulis kebanyakan fokus menulis artikel hasil riset mereka.

Sehubungan dengan itu, pencantuman tema tidak dilanjutkan. Di sampul hanya terdapat judul dua artikel utama, diusahakan artikel yang memiliki topiknya sama.

JKB diusahakan tampil berkualitas untuk isi dan perwajahan. Untuk isi, usaha menampilkan artikel berkualitas ditempuh dua jalan utama: dengan seleksi ketat artikel yang masuk dan mengundang penulis kelas dunia untuk berkontribusi.

Di dunia ada banyak ahli Bali yang bisa dan mau menulis artikel tentang Bali, seperti Mark Hobart dan Richard Fox. Mereka pun sudi berkontribusi.

Kehadiran artikel penulis dunia membuat JKB banyak disitasi para penulis dunia yang meneliti Bali yang tulisannya dimuat di jurnal terindex scopus atau WOS. Dengan demikian, JKB menjadi salah satu jurnal yang banyak dikutip di scopus.

Tak berlebihan menyampaikan bahwa JKB telah hadir sebagai media yang menjadi wahana pertukaran gagasan di kalangan sarjana internasional, khususnya yang meneliti Bali atau Indonesia atau topik relevan lainnya.

Untuk perwajahan, JKB berusaha menata lay out artikel dengan profesional. Begitu juga dengan sampul yang dibuat secara artistik tanpa menghilangkan karakter akademik. Untuk itu, dipilih lukisan berkelas dari maestro pelukis Bali, seperti Nyoman Erawan, Nyoman Gunarsa, Made Gunawan, Ida Bagus Indra, I Wayan Redika, I Nyoman Wirata, I Made Kaek, Mangu Putra, dan I Wayan (Donald) Januariawan.

Tiga edisi pertama Jurnal Kajian Bali.

Awalnya, JKB hadir dalam format cetak. Ketika tersedia platform online dengan OJS (Open Journal System) dan untuk memenuhi persyaratan akreditasi, JKB hadir sebagai jurnal full online, open access. Ini jauh lebih efektif dalam distribusi. Berhentinya versi cetak juga karena kesuitan dana. Lagi pula, edisi cetak sudah bukan zamannya lagi.

Sebagai pengelola JKB, Darma Putra dan timnya menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Dikti Ristek atas akreditasi Sinta-2, para penulis, reviewer, pelukis Bali, penasehat editor, dan semua pihak yang telah membantu keberlanjutan hidup Jurnal Kajian Bali peringkat Sinta-2.

Pengelola juga menyampaikan terima kasih kepada unit pengelola Jurnal dan Publikasi Ilmiah (JUPI) Unud yang membantu OJS dan DOI publikasi serta pembinaan-pembinaan (Bimtek) dan lokakarya secara reguler.

Banyak dosen atau peneliti yang sudah merasakan manfaat publikasi di JKB untuk kenaikan pangkat ke Lektor Kepala dan Guru Besar. Atau, untuk mempublikasikan hasil riset mereka sebagai bagian dari kontrak penelitian.

Semoga bantuan, dukungan, dan manfaat untuk dan dari JKB berlanjut terus (dp).