Termasuk dalam lima besar pasar pariwisata Bali, wisatawan Jepang mulai berdatangan ke Pulau Dewata pada masa pascapandemi awal 2023 ini.
Seperti sebelumnya, kehadiran mereka ditandai dengan wisatawan usia muda Jepang berlibur yang sebagian suka bermain surfing.
Berdasarkan pemantauan Selasa, 7 Februari 2023 di Narita Airport, penumpang yang sedang check in di konter maskapai Garuda Indonesia banyak yang membawa papan selancar.
Pemandangan seperti itu lazim dilihat di Australia karena turis Australia baik yang tua maupun yang muda gemar berselancar.
Pemandangan serupa juga tampak di Jepang, menunjukkan minat wisatawan Jepang berlibur ke Bali untuk berselancar juga tinggi.
Setelah senyap selama pandemi, jalur Jepang-Bali khususnya dari Narita Tokyo mulai dilayani maskapai Garuda Indonesia mulai 1 November 2022.
Garuda menggunakan pesawat A330-GA 300 lepas landas pukul 11.00 waktu setempat dan akan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada 18.05 WITA. GA 300 ini memiliki kapasitas 251 penumpang dengan konfigurasi 36 kelas bisnis dan 215 kelas ekonomi.
Sebaliknya, penerbangan dari Denpasar Bali menuju Narita Tokyo dilakukan dini hari pk. 00.20 dan tiba di Tokyo pk. 08.30 pagi hari.
Penerbangan pasca-pandemi ini diwarnai dengan kewajiban untuk mengisi informasi melalui aplikasi untuk urusan kesehatan dan juga bea cukai.
Penumpang bisa mengisi secara online sehingga proses sesudah tiba bisa lebih cepat. Hal ini berlaku untuk yang akan ke Jepang dan dari Jepang ke Bali.
Jepang merupakan salah satu sumber wisatawan mancanegara (wisman) Bali. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebelum pandemi pada 2019.
Kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia mencapai 519.623 orang. Sedangkan saat pandemi pada 2021 kunjungan wisatawan Jepang hanya 5.952 orang. Dari data ini, separuhnya datang langsung ke Bali.
Untuk Bali, jumlah wisatawan Jepang rata-rata menduduki posisi empat besar setelah Cina, Australia, dan Malaysia.
Pada tahun 1990-an, sebelum turis Cina datang ke Bali, posisi dua besar secara bertukar kerap diduduki wisatawan Jepang dan Australia.
Dengan jarak tempuh sekitar 6 jam dan biaya berlibur yang kompetitif atau relatif murah membuat wisatawan Jepang akan terus memilih Bali sebagai pilihan holiday di Asia Tenggara.
Selain alam pantai, minat wisatawan Jepang ke Bali juga karena faktor seni budaya, menjadikan Ubud pilihan utama.
Banyak pelajar dan dosen Jepang belajar kesenian di Bali dan kemudian membentuk kelompok gamelan dan tari di negerinya yang kerap tampil secara tidak langsung sebagai promosi pariwisata Bali di Jepang sendiri (darma putra)