Oleh I Nyoman Darma Putra

Hindari mengutip sumber internet sepanjang itu.

Merujuk sumber dari internet kian banyak dilakukan peneliti. Ini terjadi karena memang banyak bahan penting yang bisa dikutip dari internet atau sosial media.

Namun, pencantuman sumber internet di dalam teks artikel biasanya kurang rapi karena yang dipasang adalah link (URL) yang lengkap dan panjang. Akibatnya teks menjadi tidak rapi, apalagi link yang terpasang aktif (berwarna biru), membuat tulisan warna-warni atau belang-belut.

Atau, kadang yang dikutip hanya link laman/home/ beranda, sesuatu cara mengutip link yang keliru karena artikel/ informasi yang dimaksud tidak akan bisa dijumpai di link home tersebut.

Berikut adalah teknik merujuk sumber internet yang sederhana dan akuntabel, dengan mengutip sumber secara ringkas dan memasang link lengkap/panjang di Daftar Pustaka, seperti lazimnya mengutip buku atau artikel jurnal. Contoh:

……. Ubud kian populer sebagai destinasi wisata budaya. Tahun 2015, popularitas itu mengalahkan ketenaran Bangkok (Detik Travel, 2015). ……
DAFTAR PUSTAKA
Detik Travel. 2015. “Ubud Kalahkan Bangkok dalam Destinasi Terbaik di Dunia”, sumber: http://travel.detik.com/read/2015/03/25/065809/2868734/1382/ubud-kalahkan-bangkok-dalam-destinasi-terbaik-di-dunia Diakses 20/11/2015


Jika ada lebih dari satu sumber yang sama misalnya dari Detik Travel, Bali Post, Kompas, atau Tempo, tahun yang sama, diisi huruf a, b, dst. Di teks ditulis:


Ubud kian popular (Detik Tarvel 2015a), dan banyak turis domestic yang memilih daera seni ini sebagai tujuan wisata (DetikTravel 2015b).

Selebihnya, lihat pdf berikut, silakan unduh.