Adu ayam adu angan
Kalah jadi abu menang
Belum tentu senang
Tanggal 4 November 2016 sore, saya ke Ubud untuk persiapan peluncuran biografi. Di Jakarta waktu itu, ada demo besar-besaran. Melihat lukisan landskap kehidupan di perdesaan Bali, saya memotretnya. Tertarik pada bagian laki-laki sedang menyabung ayam. Malam harinya, saat menonton TV, demo damai akhirnya mengarah sedikit rusuh. Ketika saya pasang potongan lukisan ini di FB, muncul beberapa komen menarik dan lucu, seperti ini:
Gede Artawan Ayam bolehlah diadu, tapi aku anak bangsa mengapa ada yang coba mengadu…. aku meratap sendu karena digarang legu sampai dibucu…. uuuu…
Komen lain:
Komang Budaarsa Belum tentu senang walau menang…
Sebab yg kalah bisa bawa parang….
Dengan istri bisa saja perang…
Yang perangainya terlihat garang….