Hari Natal dan Hari Raya Galungan datang berurutan di pengujung tahun 2018. Hari Selasa, 25 Desember jatuh Hari Natal yang dirayakan umat Kristen. Keesokan harinya, Rabu, 26 Desember, tiba Hari Raya Galungan yang dirayakan oleh umat Hindu.
Hadirnya hari raya selang sehari ini mewarnai ekspresi publik dalam menyampaikan ucapan ‘selamat hari raya’. Ucapan itu banyak beredar di media sosial (medsos), di media cetak, dan juga dalam bentuk spanduk atau baliho. Yang di media cetak dilakukan dalam bentuk advertorial dan juga dalam bentuk iklan display keduanya berbayar, biasanya dilakukan pemerintah dan perusahaan.
Mengingat sekarang musim kampanye menuju pemilu tahun depan, tokoh partai yang menjadi caleg menjadikan ekspresi ucapan ‘selamat hari raya’ sebagai media kampanye tidak langsung. Hal itu tampak dari model desain flier yang dibuat menyesuaikan warna identitas partai, misalnya kuning, merah, biru. Foto yang dipakai di flier sama dengan foto di alat kampanye.
Ucapan Hari Raya lewat Kartun
Yang menarik adalah ucapan hari raya dalam bentuk kartun. Dalam kartun itu, ada dua tokoh yaitu figur raksasa dari mitologi Hindu yang mengucapkan selamat Hari Natal. Satu lagi adalah sosok Santa Claus yang mengucapkan selamat hari raya. Sosok celuluk atau raksasa menyampaikan selamat Hari Natal, sedangkan Santa Claus mengucapkan selamat Hari Raya Galungan.
Kartun ini tak hanya jenaka, tetapi juga secara cerdas menyajikan ucapan selamat secara silang yang merupakan promosi toleransi dengan cara menghibur.
Tiga Jenis Ucapan Natal dan Galungan
Ada tiga jenis ucapan selamat hari raya yang beredar di medsos atau media cetak. Pertama, ucapan selamat Hari Natal atau Merry Christmas and Happy New Year. Kedua, ucapan selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, dengan berbagai doa dan harapan. Ketiga, ucapan yang merupakan perpaduan ucapan ‘selamat hari raya’ Natal dan Tahun Baru dan Galungan dan Kuningan.
Ada beberapa hal menarik dari iklan ucapan selamat hari raya yang kombinasi untuk kedua hari raya. Dari segi waktu, jelas Hari Natal tiba lebih dahulu dibandingkan Hari Raya Galungan.
Dalam mengucapkan selamat hari raya pun lazimnya yang tiba duluan disebutkan dulu. Hal ini, misalnya, bisa dilihat dalam iklan display di media cetak yang dipasang oleh dealer Astra Motor (Radar Bali, 25 Desember 2018).
Dalam desainnya, Hari Natal ditaruh di kiri dan lebih tinggi menandakan lebih awal, sedangkan Hari Raya Galungan di kanan dan sedikit lebih rendah menandakan belakangan. Pembatasnya adalah garis miring. Di ruang Hari Natal diisi ilustrasi simbol relevan seperti Santa Claus dan Pohon Natal, sedangkan di ruang Hari Raya Galungan ada foto penari Bali, bunga, dan kuri (pintu gerbang). Foto sepeda motor juga diisi sebagai promosi produk perusahaan ini.
Namun, dalam beberapa ucapan kombinasi lainnya, yang disebutkan pertama bukan Natal tetapi Galungan. Untuk contoh ini, bisa dilihat iklan PT Jasa Raharja (Radar Bali, 25 Desember 2018) yang menempatkan Hari Raya Galungan di atas dengan ilustrasi penjor (bambu lengkung berhias) dan Hari Natal di bawah dengan ilustrasi Pohon Natal.
Ada juga yang membuat dua desain untuk masing-masing hari raya lalu digabungkan lewat aplikasi foto grid sehingga berdampingan, bukan menyatu sebagai satu desain.
Iklan Hari Raya Pemerintah
Menarik memperhatikan iklan ucapan hari raya yang dipasang pemerintah di media cetak. Lihat, misalnya, iklan dari Pemkot Denpasar, Pemkab Klungkung, Pemkab Buleleng, dan juga dari DPRD Kabupaten Badung. Semua ungkapan dalam iklan hari raya mereka menyebutkan Selamat Hari Raya Galungan lebih dulu.
Pemkot Denpasar memasang advertorial di koran Radar Bali (24/12/2018) dengan judul: “Pemkot Denpasar Saat Galungan, Kuningan, dan Nataru; Walikota dan Wawali Ajak Tingkatkan Toleransi”. Dalam iklan ini, ilustrasi yang terpasang adalah foto Walikota IB Rai Mantra dan Wawali IGN Jaya Negara. Seperti tercermin dalam judulnya, iklan ini berisi ajak untuk meningkatkan toleransi, ajak mulia yang selalu perlu digemakan.
Iklan dari pemerintah lainnya, memasang foto pejabat dan ilustrasi relevan sebagai latar. Iklan DPRD Badung misalnya, menyebutkan Hari Raya Galungan terlebih dahulu, berisi foto Ketua dan dua wakil ketua DPRD. Ilustrasi gambar adalah foto pura dan bunga-bunga. Tidak ada gambar Pohon Natal. Di bagian bawah iklan ada pesan khusus dari semangat Hari Raya Galungan (Dengan kemenangan dharma atas adharma, kita wujudkan Badung yang Shanti lan Jagadhita), sementara itu semangat serupa tidak ada dari spirit Natal.
Iklan Pemkab Buleleng menyebutkan Galungan lebih dulu, memasang foto Bupati Putu Agus Suradnya dan wakilnya I Nyoman Sutjidra, dan masing-masing simbol Hindu berupa pura dan tanda salib dari gedung gereja simbol Kristen. Desain latar belakang iklan ini cukup representatif dan seimbang mengekspresikan simbol dari dua hari raya.
Dua Iklan Dua Desain
Kalau iklan pemerintah di atas terpasang dalam satu desain, Pemkab Kulungkung membuat dua iklan terpisah.
Pertama, iklan untuk Hari Natal dan Tahun Baru, diisi simbol lonceng (jingle bell) di pojok kanan atas sedangkan di kiri diisi ilustrasi Pohon Natal dan kado-kado. Di kanan, di bawah lonceng, ada foto Bupati Klungkung I Nyoman Suwrita dan wakilnya I Made Kasta berdekatan. Mereka mengenakan pakain adat Bali, posisi tangan tercakup.
Kedua, iklan selamat Hari raya Galungan dan Kuningan, dengan ilustrasi penjor dan arsitektur Bali dari Kertagosa dan patung di pusat kota Klungkung. Iklan ini juga berisi foto Bupati dan Wakil, hanya saja mereka dipasang agak berjauhan, tidak berdekatan seperti di desain iklan Natal.
Tampaknya mereka melihat bahwa Hari Natal dan Hari Raya Galungan adalah dua yang berbeda, walau datang berurutan, tidak ada alasan iklannya digabung, tetapi dibuatkan satu per satu.
Mungkin ada konsekuensi biaya membuat dua iklan daripada satu. Faktor lain tentu saja ukuran iklannya, satu besar dengan dua kecil, tentulah yang lebih besar yang membayar lebih.
Ucapan Gratis di Sosmed
Memasang iklan di media cetak tentu saja membayar dalam jumlah yang cukup besa. Pemerintah (eksekutif dan Legislatif) dan juga perusahaan swasta tentu memiliki anggaran untuk itu.
Bagi masyarakat, ada atau pribadi-pribadi, menyampaikan ucapan selamat lazim lewat sosmed.
Sosial media boleh dikatakan berkembang dan semarak mulai 2010-an. Sejak itu, ucapan selamat hari raya dibuat dalam bentuk flier, desain praktis estetis yang gampang di-share lewat sosmed, seperti Instagram, FB, dan WhatsApp. Era baru menyampaikan ucapan selamat lewat desain di sosmed menggantikan cara konvensional dengan kartu.
Media ini tidak saja gratis tetapi memberikan ruang luas dan kreatif untuk menyampaikan ucapan selamat hari raya. Misalnya, orang bisa mengirim desain flier dan video. Dengan video clip atau mime (Multipurpose Internet Mail Extensions) lainnya, orang tidak perlu repot mengetik, tinggal kirim atau forward yang diterima. Bisa jadi satu orang menerima flier sama dari sejumlah teman, kejadian yang melunturkan aspek kreativitas.
Banyak yang memilih meneruskan mime tanpa menyebutkan nama yang dikirimi. Ini kurang mulia jika diingat banyak orang merasa lebih sreg menerima ucapan yang diketik dan personal, artinya berisi nama yang dituju.
Kartu, SMS, Sosial Media
Dulu, sekitar akhir 1980-an/awal 1990-an, orang membeli kartu di toko buku/swalayan, menuliskan, dan mengirimkan lewat pos. Kartu-kartu harus dikirim beberapa hari lebih awal dengan perhitungan kartu diterima sebelum hari raya sehingga bisa dipajang atau digantung di ruang tamu. Ongkos kartu dan perangko adalah biaya yang keluar untuk silahturahmi lewat kata.
Berkirim kartu untuk menyampaikan ucapan selamat hari Raya Galungan bukanlah tradisi, tetapi hal baru, mengikuti gaya modern. Rupanya gaya itu tidak bertahan lama, bukan karena tradisi itu kurang lazim, tetapi karena perubahan teknologi komunikasi internet dan telepon genggam.
Sesudah dunia HP berkembang semarak, ucapan selamat hari raya atau juga selamat hari ulang tahun disampaikan lewat pesan singkat (SMS). Saat hari raya tiba, entah Nyepi atau Galungan, atau Tahun Baru, penyedia jasa telekomunikasi dapat menangguk pemasukan milyaran.
Harga satu SMS dengan jumlah kata tertentu adalah Rp 300, bisa dibayangkan berapa juta SMS terkirim lewat HP dan saling-silang, sehingga pendapatan provider bisa dapat jualan pulsa milyaran rupiah dalam hari raya. Satu SMS panjang bisa dipotong otomatis dan terikirm sebagai dua sms, berarti harganya dua kali Rp 300.
Sejak maraknya konter cetak spanduk yang murah, komunitas atau organisasi menyampaikan ucapan selamat hari raya lewat spanduk atau baliho. Spanduk dan baliho dipasang di jalan utama, bahkan sering lupa dilepas walau hari raya yang dituju sudah lewat. Tentu diperlukan sedikit biaya untuk mencetak baliho dan memasang di jalan raya,. Bagi yang menewa tiang pancang baliho yang besar, mereka tentu membayar lebih banyak.
Sejak muncul dan semaraknya sosmed awal 2010-an , menyampaikan ucapan tidak lagi berbayar alias gratis. Bukan gratis saja sebagai kemajuan, tetapi juga variasi flier/desain ucapan selamat juga kian kreatif. Wujud video pun kian menjadi pilihan menyampaikan ucapan selamat hari raya. Ada video yang kusyuk dengan tembang, ada juga yang jenaka bentuk mime.
Mencatat Perubahan
Perubahan bersilahturahmi dalam kata dalam bentuk mengucapkan selamat hari raya sangat ditentukan oleh kemajuan teknologi internet dan smart phone. Semuanya harus dicatat, semuanya mendapat tempat. Apa pun perubahan ke depan, semoga tulisan kecil ini bisa membantu mengingatkan apa yang pernah terjadi.
Selamat Hari Natal, Hari Raya Galungan dan Kuningan, dan Tahun Baru 2019. Damai di hati, damai di bumi, damai di dunia sosmed (Darma Putra).
Terima kasih Prof. mengingatkan saya momen sekecil apapun bisa dijadikan tulisan luar biasa cerdas saya harus banyak belajar dengan Prof. semoga di hari Galungan ini mengalir pikiran yang baik