Dosen Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana I Nyoman Darma Putra diundang sebagai salah satu pembicara dalam dalam diskusi buku Bali, 50 Years of Changes di acara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF, https://www.ubudwritersfestival.com) yang berlangsung Sabtu, 29 Oktober 2022, di Indus Restaurant.
Buku Bali, 50 Years of Changes yang ditulis oleh jurnalis Eric Buvelot berdasarkan percakapan dengan sosiolog Jean Couteau mengungkapkan berbagai perubahan di Bali dalam setengah abad terakhir, dalam bidang adat, agama, pariwisata, seni, gender, dan juga identitas.
Selain menampilkan kedua penulis buku, diskusi yang dipandu jurnalis Wayan Juniartha itu juga menghadirkan Diana Darling (penerjemah buku dari Bhs Perancis ke Inggris) dan penulis kata pengantar buku Kadek Krishna Adidharma.
Buku disusun berdasarkan 20 jam wawancara oleh Eric dengan Jean Couteau. Sebagai pengamat, Jean sudah berada di Bali sejak akhir 1970-an. Pengalamannya lama di Bali merupakan modal baginya untuk melihat perubahan demi perubahan yang terjadi Bali. Jean menguasai banyak hal tentang Bali sehingga pikiran-pikirannya dalam buku ini merupakan kajian mendalam dan komprehensif tentang Bali.
Buku ini bisa menjadi cermin bagi orang Bali untuk melihat diri ke arah mana berubah, bagaimana dulu, dan seperti apa kiranya nanti.
“Buku ini sangat hebat, tajam, penuh data dan bukti, dan menangkap perubahan Bali dengan cermat. Tak ada pengamat lain yang bisa mengungkapkan pikiran sperti Pak Jean. Buku dalam bentuk wawancara, sangat menarik karena membantu pembaca bertanya, dan membantu pembaca mendapatkan jawaban yang baik,” ujar Darma Putra yang sejak Maret 2022 menjadi Kordinator Program Studi Doktor Kajian Budaya.
Darma menyampaikan sungguh senang rasanya dia diajak sebagai salah satu pembahasa sehingga saya bisa melihat UWRF bangkit sukses laksana sebelum pandemi.
Ini adalah kesempatan ketiga bagi Darma untuk hadir dalam festival yang digelar Janet de Neefe dan suaminya Dr. I Ketut Suardana di bawah Yayasan Saraswati Ubud.
“Saya juga pernah menjadi kurator, memilih karya buku penulis Indonesia yang akan tampil dalam festival,” tutur Darma.
Waktu itu, Darma Putra menjadi kurator bersama penyair Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono dan novelis penyanyi Dee Lestari.
Seperti diketahui, karena pandemi, UWRF sempat senyap, namun setelah pandemi, UWRF kembali terlaksana profesional dan hebat. Banyak audience hadir, aktif, dan ceria. Acara-acara diskusi berjalan produktif.
Di sela acara, peserta tampak suka-cita menikmati kopi atau lunch di resto atau cafe sekitar. UWRF tak hanya penting untuk dunia buku tetapi juga dunia pariwisata Ubud, ide dibalik pelaksanaannya pertama kali tahun 2004, setahun/dua setelah tragedi bom Bali.
Semua tampak menikmati festival dalam suasana destinasi wisata Ubud yang selalu bikin suka-cita gembira dan happy senangtiasa.