Di Pantai Lepang, Banjarangkan, Klungkung, Bali, terdapat warung nasi kecil dengan hidangan khas lawar kuwir (itik) yang lezat. Lokasinyanya strategis, di pojok parkiran Wyndham Tamansari Jivva Resort Bali, sekitar 400 meter dari pantai Lepang yang berpasir hitam.
Kehadiran warung sederhana ini ditandai dengan papan nama “Kasiku” lawar kuwir. Letaknya strategis, di tepi jalan, tak mungkin pangling mencarinya. Dari jalur jalan Bypass Ida Bagus Mantra, belok ke selatan arah pantai, tak sampai 1 km sudah akan sampai.
Harga satu porsi nasi lawar kuwir sekitar Rp25.000. Hidangan terdiri dari nasi putih, sayur ares balung kuwir, tiga tusuk sate kuwir, dan lawar kuwir. Semuanya serba berbasis daging kuwir. Paduan lauk tersebut membuat kelezatan khas masakan tradisional Bali.
Pembeli bisa makan di sana dan bungkus alias take away.
Berbahan Daging Kuwir
Lawar kuwir artinya olahan lawar dengan daging kuwir. Lawar kuwir diolah dengan campuran sayur dan kelapa serta bumbu Bali. Diolah lembut dan rasanya lezat nian.
Di Bali ada beberapa jenis lawar. Selain lawar kuwir, ada juga memiliki dan biasa dengan lawar babi, lawar sapi, ayam, kerbau atau daging lain yang yang biasnaya dicampur dengan sayur nangka, kadang juga pepaya. Ada juga lawar kelungah, terbuat dari daging-batok lembut kelapa muda.
Jika ke Pantai Lepang atau ke Klungkung, jangan lupa ke warung nasi lawar kuwir Kasiku. Di sana Bu Sari siap menghidangkan Anda nasi dengan menus khas.
Di daerah pantai Klungkung sampai Kusamba, terkenal ikan laut. Yang terkenal, legendaris sejak akhir 1990-an, adalah sate ikan Pesinggahan. Namun, Bu Sari tampil beda, menawarkan nasi dengan lauk kuwir.
Pengalaman 20 Tahun
Bu Sari sudah berjualan nasi lawar kuwir selama dua puluh tahun, pengalaman panjang menjaga rasa agar tetap berkualitas. Mengolah kuwir menjadi lawar dan lauk sate sudah sangat dikuasai.
Awalnya Bu Sari berjualan di tepi pantai. Ketika ada pembangunan hotel, warungnya bergeser ke utara, menjauh dari pantai, namun dekat sekitar 400 meter.
Kisah jualan lawar kuwir diawali dari ketika Bu Sari dan suaminya menikah. Perempuan asal Karangasem ini bekerja di sebuah penginapan di Kuta. Di sana dia ketemu calon suaminya. Setelah menikah, mereka pulang kampung dan berjualan lawar kuwir.
Jualan lawar kuwir diawali oleh mertuanya. Setelah Sari mengurus warung di pantai, mertuanya membuka warung di rumahnya, di Lepang, di tepi jalan bypass Ida Bagus Mantra (Denpasar Karangasem).
Keluarganya juga menjual lawar di Jln Tantular Denpasar, dengan nama sama, Kasiku.
Beli Kuwir di Mana?
Bu Sari berjualan setiap hari dan berarti tiap hari dia harus memotong kuwir. Dari mana dapat kuwir tiap hari?
“Kami beli di pasar Beringkit,” ujat Bu Sari. Pasar Beringkit terletak di Mengwi, sekitar 40 km dari Lepang.
Harga seekor kuwir berbeda antara kuwir laki dan betina, beda jauh. Kalau kuwir betina Rp65.000, sedangkan kuwir laki-laki Rp165.000. Selisihnya bisa Rp100.000.
Perbedaan itu terjadi karena sifat dagingnya. Bu Sari mengatakan daging kuwir laki lebih banyak daripada kuwir betina. Kalau diolah mekar, sementara daging kuwir betina mengkerut. Daging untuk lawar yang diperoleh dari kuwir laki lebih banyak daripada kuwir betina.
Bu Sari membeli kuwir malam hari, pk. 02 dini hari. Untuk tugas itu, dia sudah punya orang untuk membelinya setiap hari. Bu Sari tinggal mengolah masakan dibantu suaminya.
Usai memasak, dia berjualan. Rumah dan warungnya terpisah, tapi tidak begitu jauh.
Warung lawar kuwir Kasiku Lepang buka pagi pk. 09.00. “Pembeli datang untuk makan pagi. Atau, makan siang, atau sore saat rekreasi ke pantai,” ujar Bu Sari yang mengabdi di desanya sebagai kelihan (pengurus) pura di desanya untuk membeli peralatan upacara jika ritual tiba.
Seperti kebanyakan ibu-ibu dalam berjualan, Bu Sari pun menjaga warungnya sambil mejahitan (membuat sarana upacara atau bahan sesajen dari janur). Ketika tidak ada pelanggan, dia asyik mengurus janur, kalau ada pelanggan, dia melayani.
Begitulah peran ganda perempuan, selain mengurus kerja atau usaha untuk mencari uang di ruang publik, juga mengurus urusan domestik berupa penyiapan sesajen secara sambilan saat berjualan.
Bu Sari tampak menikmati profesinya pengusaha warung nasi lawar kuwir. Dia tampak percaya diri dengan apa yang dilakukan lebih dari 20 tahun. Info warungnya pun mudah ditemukan di internet, tanda usahanya mengesankan pelanggan.
Kami makan pagi di Kasiku ketika Liburan Lebaran, 8 Mei 2022. Selain merasakan kelezatannya di sana, kami juga membungkus untuk keluarga di hotel. Memang enak, lawar kuwir Kasiku di pantai lepang Klungkung. (Darma Putra).