Download artikel Multatulis Bab Buku Darma Putra
Abstrak:
Pengaruh Multatuli lewat novel kritik sosial Max Havelaar (1876) tidak berhenti pada melunaknya kekejaman kolonial Belanda dalam menjajah Indonesia pertengahan abad ke-19, tetapi berlanjut sampai abad ke-21 ketika namanya diabadikan dalam Museum Multatuli, ikon pariwisata pascakolonial di Kabupaten Lebak, Banten. Tahun pertama sejak diresmikan Februari 2018, Museum Multatuli mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat, terbukti dari angka kunjungan wisatawan domestik dan asing tahun pertama mendekati 60 ribu, dua kali lipat dari target. Artikel ini membahas kehadiran Museum Multatuli dalam konteks pascakolonial sastra dan pascakolonial pariwisata di Indonesia.
Analisis difokuskan pada arti penobatan nama sastrawan sebagai nama museum dalam konteks sejarah sastra dan pada arti daya tarik wisata Museum Multatuli dalam konteks redupnya museum sebagai daya tarik wisata di Indonesia. Data penelitian dikumpulkan dengan netnography, metode pengumpulan data berupa narasi atau komentar-komentar relevan yang diperoleh dari situs internet. Komentar-komentar tentang legasi Multatuli dan museumnya banyak terdapat di internet yang tertuang dalam berbagai bentuk ekspresi seperti berita koran, artikel ulasan, video individu, dan travel notes.
Data yang terkumpul dikaji dengan pendekatan literary tourism (sastra pariwisata), yaitu kajian sastra inovatif yang merupakan kombinasi antara kajian sastra dan kajian pariwisata. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengabadian nama sastrawan Multatuli dalam sebuah museum adalah hal baru yang patut diapresiasi dalam sejarah sastra Indonesia sekaligus sebagai paradoks pascakolonial karena tidak pernah terjadi untuk sastrawan Indonesia. Dalam konteks pariwisata, nama Multatuli merupakan ikon pascakolonial yang mulai terbukti menjadi branding yang kuat tidak saja sebagai daya tarik wisata museum tetapi juga untuk keseluruhan identitas daerah Lebak, Banten. Artikel menyimpulkan bahwa kehadiran Museum Multatuli merupakan legasi baru dari implikasi sikap antikolonialisme Multatuli selang dua abad silam.