Sejak ditetapkan oleh UNESCO sebagai World Natural Heritage tahun 1994 dan sebagai salah satu dari the New Seven Wonder (Tujuh Keajaiban Dunia Baru) tahun 2012, kawasan Ha Long Bay di Timur Laut Vietnam semakin ramai dikunjungi wisatawan.
Hari-hari biasa, jumlah pengunjung berkisar antara 7,500 per hari, sedangkan pada akhir pekan meningkat dua kali lipat menjadi 15,000 orang.
Bintang film Hollywood James Bond pernah hendak shooting film di kawasan Ha Long Bay. Persiapan sudah dilakukan, namun akhirnya pemerintah setempat tidak mengizinkan.
Pembuatan film dilaksanakan di Phuket, Thailand, namun seolah terjadi dengan latar belakang Ha Long Bay. Syuting boleh batal, tapi popularitas Ha Long Bay tetap meroket.
Mitologi Turunnya Naga
Ha Long Bay adalah alam yang secara geologi sudah berusia jutaan tahun. Namun, secara mitologis Ha Long dikaitkan dengan kisah ‘turunnya sang naga’. Diceritakan bahwa suatu ketika di masa lalu penduduk di daerah sana diserang oleh invader, penakluk.
Untuk menyelamatkan penduduk dari serangan, Tuhan mengirimkan naga penolong. Turunlah naga sakti, yang setiap tetes ludahnya dapat berubah menjadi batu atau limestone yang membuat perahu-perahu penyerang kandas, atau bertabrakan satu sama lainnya.
Penyerang tidak mampu masuk ke wilayah penduduk. Mereka gagal. Masyarakat selamat
Setelah berhasil menghalau penyerang, Sang Naga enggan kembali ke alam sana namun memilih untuk tetap tinggal di wilayah Ha Long Bay. Penduduk pun menghormatinya.
Pulau Titop
Pesona alam Ha Long Bay (kadang ditulis Halong) sungguh menakjubkan. Di kawasan teluk itu terdapat hampir 2000 pulau batu karang yang tidak dihuni manusia, sehingga pulau-pulau itu tidak terpengaruh atau berubah alilas lestari.
Hanya ada satu pulau yang diberi nama yaitu Pulau Titop (Titov). Nama ini diberikan oleh Presiden Vietnam Ho Chi Minh sesudah mengajak Titop, astronot Rusia yang berkunjung ke salah satu pulau di Ha Long Bay tersebut tahun 1962. Nama Titop bersejarah di Vietnam karena ada astronot pertama Vietnam yang terbang ke angkasa luar bersama Titop.
Tahun 1997, Titop sempat kembali ke Ha Long Bay dan ke pulau yang dikunjungi. Dalam kunjungan kembali itu, dia dikutip mengatatakan “My deepest thanks to destiny, which has allowed me to come back to this tiny island” (bersyukur pada nasib yang mengizinkannya untuk berkunjung kembali ke pulau kecil ini).
Di Pulau Titop, terdapat patung Sang Astronot, cukup besar terbuat dari batu putih. Ribuan turis berkunjung ke pulau ini tiap hari. Di puncak pulau, dibangun tempat melihat pemandangan indah.
Ada 400 tangga yang harus didaki pengunjung jika ingin ke pucank. Ketika berkunjung ke sana, saya hanya mampu mendaki separonya, yaitu 200 tangga. Dari sini, keindahan Ha Long Bay terpapar mengagumkan.
Pulau Titop memang agak istimewa dibandingkan yang lain. Selain turis bisa naik, di bawahnya ada pantai berpasir putih. Wisatawan bisa berenang, rekreasi bermain bola voli pantai, atau hanya bermalas di kuris bambu. Warung kecil menjual snack dan kelapa muda juga ada di sini.
Kelapa muda Vietnam ukurannya kecil-keci, harganya 50,000 dong, kira-kira Rp 25,000. Rasa airnya manis, daging kelapanya enak. Tapi, tampaknya bukan kebiasaan orang Vietnam atau turis menikmati daging kelapa muda.
Habis menyedot airnya, kelapa digeletakkan, tak dibelah seperti di Bali atau daerah lainnya di Indonesia.
Saya membeli dan mencicipi beberapa buah di Vietnam, seperti semangka, nenas, nangka, buah naga, dan mangga. Rasanya luar biasa enak dan alami, tanpa pengawet, sama enaknya dengan air dan daging kelapa muda.
Kapal Pesiar
Di Ha Long Bay beroperasi banyak kapal pesiar, mungkin ada sampai 200 buah. Kapal ini sekaligus merupakan hotel terapung. Cruise ship ini ukuran kecil, rata-rata berisi 20 kamar tidur. Paket tur kapal pesiar ini sangat populer bagi turis yang berlibur ke Ha Long Bay.
Harga paket turnya sekitar US$ 150- US$ 200, biasanya termasuk transportasi dari Hanoi. Jarak Hanoi ke Ha Long Bay sekitar 175 km, ditempuh sekitar 4 jam, termasuk istirahat di toko suvenir untuk belanja atau minum kopi.
Tiap hari lusinan mini bus yang berisi sekitar 15-30 turis mengalir dari Hanoi ke Ha Long Bay. Mereka menggunakan pakain casual, karena akan rekreasi di pantai atau aktivitas bahari lainnya.
Sesampai di Ha Long Bay, mereka langsung check in ke kapal pesiar masing-masing. Kami tiba pukul 12.30, langsung disambut makan siang di atas kapal pesiar. Setelah istirahat siang, kami diajak untuk ke Pulau Titop, setelah itu bermain kayak. Laut di Ha Long Bay tidak begitu dalam, hanya antara 2-5 meter. Pun tidak berombak. Airnya bersih.
“Bermain kayak di sini aman. Tidak ada hiu, tidak ada makhluk laut yang berbahaya,” ujar Andy, guide kami orang Vietnam yang fasih berbahsa Inggris, kadang juga jenaka seperti umumnya guide.
Andy meminta kami untuk bermain kayak di atas pelampung, tidak boleh jauh-jauh. Bukan saja karena waktu untuk itu tidak cukup karena emntari segera tenggelam, tetapi juga kalau ada yang jauh berkayat, bisa terbawa jauh ke Cina. Ha Long Bay terletak di Teluk Tonkin, yang menghubungkan Vietnam dengan Cina.
Acara Malam Hari
Usai bermain kayak, kami kembali ke kapal, untuk acara ramah tamah dan makan malam. Sementara awak kapal menyiapkan dinner, kami dikumpulkan oleh guide di deck atas kapal. Di sana kami berkenalan dengan turis lain yang sekapal dengan kami, ada yang dari Australia, New Zealand, Inggris, Perancis. Jumlah kami semua adalah 15 orang, termasuk satu anak usia 6 tahun yang diajak ibunya asal Selandai Baru.
“Kami sering ke Bali. Anak kami happy banget kalaua di ajak ke Bali,” ujar Ibu itu, yang sudah lebih dari sekali ke Halong Bay. Kami saling berkenalan.
Saat acara ramah-tamah itu, guide Andy menjelaskan berbagai hal tentang Ha Long Bay, pariwisata, budaya Vietnam, dan acara tur kami keesokan harinya.
Tai Chi sebelum ke Goa ‘Surprise’
Hari kedua, pagi hari kami diajak main Tai Chi, dengan gerakan sederhana. Acara ini lumayan menarik untuk menghilangkan rasa malas dari bangun tidur. Selain itu, juga persiapan kami untuk tur ke goa yang ada di salah satu pulau di Ha Long.
Boat kecil yang menjadi bagian dari kapal pesiar-hotel kami, membawa kami ke Sung Sot Cave, dieknal juga dengan sebutan ‘Goa Surprise’. Goa ini besar dan luas, jarak dasar dan langi-langit goa ada yang sampai 30 meter, bergelantungan stalaktif dan stalakmit, berbagai bentuk seperti naga, monyet, kura-kura, dan Happy Budha.
Ada juga batu menonjol seperti senjata atau pisang besar di dinding goa, sementara dalam ‘jarak tembak’ di langit-langit goa sekitar sekitar 15 meter terdapat lubang besar sehingga ada pemandu wisata yang menyebutkannya sebagai lingga-yoni yang teripisah.
Tangga Apik Masuk Goa
Perjalanan ke dalam goa Surprise ini mendaki sekitar 200 tangga, tetapi tidak meletihkan. Tangga batu yang dibuat apik, mungkin standar UNESCO, bisa didaki dengan mudah.
“Dulu tangga ini belum permanen. Pegangannya pun dari kayu,” ujar turis dari New Zealand, yang sudah pernah ke tempat ini sebelumnya.
Lintasan di dalam goa dibuat bagus dan alami sehingga memudahkan wisatawan untuk masuk beriringan. Di dalam goa ada lampu listrik warna-warni, yang membuat dinding goa indah memantulkan aneka cahaya saat difoto.
“Bagaimana kalau lampu mati?” saya bertanya kepada guide.
‘Tidak pernah. Lampu terjamin terang. Juga ada cahaya dari luar itu yang membuat wisatawan tak perlu khawatir,” ujar Andy, menunjuk lobang di dinding goa, dekat pintu masuk dan pintu ke luar.
Hanya saja, tambah Andy, kalau hujan deras, akan ada air masuk seperti air terjun ke dalam goa. Agar tidak menghalangi pejalan, petugas biasanya memompa air ke luar sehingga cepat kering.
Cooking Class
Sesudah mengunjungi goa, kami kembali naik boat kecil yang membawa kami ke kapal pesiar-hotel terapung kami, untuk kemudian melanjutkana cara cooking class.
Saat itu, kami diajar membuat lumpia (goreng) ala Vietnam. Andy menyiapkan materi dan alat, kami diajarkan menggulung lumpia. Saat itu, sebagai guide, dia juga menjelaskan berbagai cerita tentang makanan Vietnam.
“Makin warna-warni, makin lezat,” ujarnya, sambil menunjuk unsur-unsur isi-lumpia, yang terdiri dari daging cincang, wortel, dan warna hijau dari sayuran.
Lumpia yang kami gulung bersama itu kemudian dimasak dan dijadikan makanan pembuka lunch kami.
Seperti sebelumnya, makanan sudah termasuk dalam tur. Kami hanya membayar untuk minuman. Makanan yang disajikan di Glamour Cruise sedap sekali, kualitasnya seperti standar restoran hotel bintang empat.
Balik ke Hanoi
Sesudah makan siang, kami kembali ke darat, untuk balik ke Hanoi, perjalanan empat jam lagi.
Jarak tempuh empat jam memang agak lama, dan tidak ada pemandangan istimewa dalam perjalanan.
Andaikan ada kereta api, mungkin itu bisa ditempuh dalam sekitar 1 jam, sehingga wisatawan bisa lebih lam di Ha Long Bay, menikmati keindahan lautan dan keajaiban alam yang menakjubkan.
Berwisata ke Ha Long Bay tidak saja memberikan wisatawan menikmati emandangan alam yang indah, warisan budaya dunia yang mengagumkan, tetapi juga pengalaman, something to do atau to experience, seperti bermain kayak, mendaki, dan kursus memasak kecil-kecilan. Semuanya menjadi sesuatu yang mengesankan.
Pengelolaan destinasi wisata Ha Long Bay berbasis tourist experience menjadi sarana promosi words of mouth yang ampuh untuk membuat semakin banyak turis ingin datang (Darma Putra, Hanoi 11-15 November 2017).