Minuman dan kotak ngecas HP

Cafe-cafe di Bandara Ngurah Rai, Bali, tak hanya memikat konsumen dengan menyediakan menu lezat tetapi juga alat untuk ngecas HP.

Selain botol kecap atau merica, di setiap meja makan juga tersedia boks bertuliskan ‘out of energy, recharge here’. Artinya, jika hp Anda kehabisan baterai, setrumlah di sini. 

Fasilitas nyetrum hp menjadi daya tarik kuat. Banyak wisatawan memilih cafe yang menyediakan tempat nyetrum HP untuk mengusir dahaga.

Di era komunikasi yang tapa jeda ini, memegang HP dengan baterai secukupnya menjadi kebutuhan utama. Betapa tidak, pagi atau tengah malam, kebutuhan untuk konek ke internet guna ngecek email, facebook, atau whatsapp pasti memerlukan HP cukup power.

Harga makananan dan minuman menjadi sangat mahal dibandingkan di cafe biasa di luar bandara. Pertama tentu karena harga sewa lokasi yang mahal.  Kedua, harga ditambah dengan pajak pemerintah (PB1) 10% dan service karyawan sekitar 9,8%.

Harga segelas ice lemon tea yg pokoknya Ro 43.636 bisa menjadi mendekati Rp 50.000 setelah ditambah pajak. Harga minuman dan makanan semua kena dua jenis tambahan bayar: pajak dan uang service karyawan.


Pelanggan yang membutuhkan nyetrum HP dan duduk santai tentu tak keberatan membayar lebih. Mendapatkan fasilitas ngecas HP juga penting.

Pihak bandara menyediakan beberapa konter gratis utk ngecas HP tapi karena pengguna terlalu banyak berlipat ganda, tentu saja tidak cukup. Duduk di cafe akhirnya jadi pilihan: sambil ngecas hp mengusir dahaga atau menikmati camilan.

Tanpa nyetrum hp ini di cafe saat menanti keberangkatan ke Seoul, Senin 28 November 2016 tengah malam, saya mungkin tak bisa menulis cerita ini. Tanpa duduk di cafe, saya tentu tak dapat materi untuk menulis kisah ini (dp).