UNDUH ARTIKEL d k j Malaikat biru
Berikut adalah esai pengantar antologi puisi Malaikat Biru Kota Hobart (2004), diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta, dalam seri Cakrawala Sastra Indonesia. Dalam antologi ini, termuat 350 sajak dari 12 penyair Indonesia yang kebetulan berasal dari dan atau tinggal di Bali. Judul esai: Mencari Bali dalam “Malaikat Biru Kota Hobart”, termuat halaman 360-396.
Yang dimuat di blog ini adalah versi awal, dengan judul “Apakah yang Bali dari ‘Suara dari Bali'”?
Penerbitan antologi puisi Suara dari Bali ini pantas disambut gembira karena memiliki keistimewaan. Inilah antologi pertama dalam sejarah sastra Indonesia yang memuat sekaligus 350 sajak dari 12 penyair Indonesia yang kebetulan berasal dari dan atau tinggal di Bali (selanjutnya demi kepraktisan disebut penyair Bali).
Antologi puisi Indonesia yang terbit sebelumnya, seperti Tonggak Antologi Puisi Indonesia Modern 1-4 (1987-) suntingan Linus Suryadi, dan antologi Mimbar Penyair Abad 21 (1996) yang diprakarsai Dewan Kesenian Jakarta, hanya memasukkan sejumlah terbatas puisi karya penyair dari Bali yang digabungkan dengan karya penyair lainnya sehingga tidak bisa disebut sebagai antologi puisi penyair Bali.
Sebagai antologi tersendiri, Suara dari Bali bisa dilihat sebagai tonggak untuk mengukur kontribusi Bali ke dalam jagat sastra Indonesia yang sejak lama sumbangannya hanya dikenal lewat prosa sebatas novel karya Panji Tisna dan Putu Wijaya.