Jurnal Kajian Bali yang diterbitkan oleh Pusat Kajian Bali Universitas Udayana mendapat akreditasi nasional dari Dikti dengan nilai B. Surat Keputusan (SK) akreditasi yang ditandatangani MenristekDikti M. Nasir bernomor 12/M/KP/II/2015, tertanggal 11 Februari 2015.
Dalam SK tersebut ditetapkan 17 jurnal yang lolos proses akreditasi akhir tahun lalu, salah satu di antaranya Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies). Daftar jurnal yang lolos akreditasi bisa dilihat dalam SK ini: SK-AKREDITASI-TAHAP-II-2014
Jurnal Kajian Bali terbit pertama 2011, dua kali setahun. Berkala ilmiah ini memuat artikel-artikel tentang Bali dari musik sampai arsitektur, dari pariwisata sampai pertanian, dari ekonomi sampai ulasan tata ruang, dari pendidikan sampai politik, dari sastra sampai sejarah ( Pedoman Penulisan 2015 ).
“Asal kajiannya tentang Bali, berarti cocok untuk Jurnal ini,” ujar Prof. I Nyoman Darma Putra, pemimpin editor Jurnal Kajian Bali.
Sejauh ini, artikel yang dimuat ada yang berbahasa Inggris ada juga berbahasa Indonesia. Artikel bahasa Inggris banyak diperoleh dari sarjana internasional yang melakukan studi tentang Bali seperti Mark Hobart, Adrian Vickers, Michel Picard, dan Shinji Yamashita.
“Kontribusi mereka sangat berguna bagi kami pada awal-awal mengembangkan jurnal ini,” ujar Darma yang memiliki jaringan ilmuwan yang luas di berbagai negara.
Ketua Pusat Kajian Bali, Prof I Ketut Ardhana menyambut gembira atas ke luarnya akreditasi ini karena kerja keras tim pengelola mendapat pengakuan mengagumkan.
“Kami bangga bisa menyumbangkan media ilmiah untuk Unud dan juga untuk penekun kajian tentang Bali,” ujar Ardhana.
Berita Bernilai bagi Unud
Pembantu Rektor II Unud, Prof. I Ketut Budi Susrusa, dalam media sosial memberikan apresiasi yang positif. “Selamat…jurnal di unit2 di bawah Unud semakin langka…jadi berita ini sangat bernilai bagi Unud dan terutama utk temen2 yg bisa memanfaatkannya utk berkarya. Selamat…”, tulisnya di media sosial FB.
Bagi Darma Putra, pengakuan berupa akreditasi ini selain membanggakan juga memberikan tantangan. “Kami harus bekerja dengan lebih baik dan profesional,” ujarnya.
Dewasa ini, publikasi di jurnal internasional merupakan kewajiban bagi mahasiswa pascasarjana sebelum bisa maju ujian/ikut wisuda. Kehadiran Jurnal Kajian Bali memberikan ruang bagi mahasiswa dan dosen di Unud untuk mempublikasikan artikelnya di jurnal ini.
“Kami juga terus akan mencari artikel tentang Bali yang ditulis oleh Baliologist yaitu ahli-ahli Bali yang bertebaran di dunia internasional sehingga mutu jurnal kami tetap terjaga,” kata Darma Putra.
Selain untuk meningkatkan mutu, hadirnya tulisan sarjana lokal dan internasional dalam Jurnal Kajian Bali akan menjadikan media ini sebagai ruang dialog keilmuan yang dinamis. (dp)
Maju terus Bali Lestari