Masyarakat Bali yang tinggal di Brisbane, Australia menyambut Hari Raya Nyepi dengan melaksanakan prosesi ‘melasti’, Sabtu, 21 Maret 2009, di Paradise Point Beach, dekat Gold Coast, sekitar 70 km selatan kota Brisbane. Melasti adalah ritual penyucian bhuana agung (alam semesta) dan buana alit (jiwa raga) yang dilaksanakan menjelang tibanya hari raya Nyepi atau Tahun Baru Saka yang kali ini merupakan tahun baru 1931, jatuh pada Jumat, 26 Maret 2009.
Acara melasti kali ini dirangkaikan dengan perayaan Galungan dan Kuningan yang jatuh 18 dan 28 Maret. Dalam prosesi melasti, tampak umbul-umbul, warna menjunjung banten, iringan penari rejang, barong, rangda, dan warga Bali serta sejumlah masyarakat setempat. Prosesi diiringi tetabuhan baleganjur sederhana.
Sekitar 150 warga mengikuti melasti ini. Mereka melakukan persembahyangan bersama dan pementasan topeng sidakarya oleh Nyoman Suma, warga asal Buleleng.
“Perayaan dipusatkan di gedung masyarakat Paradise Point. Dari gedung Paradise Point, peserta melasti berjalan kaki menuju pantai sejauh 350 meter,” ujar I Nyoman Darma Putra, warga Denpasar yang mengikuti acara tersebut.
Melasti mendapat tontotan menarik warga setempat karena kebetulan saat itu berlangsung pemilu Negara Bagian Queensland. “Tempat pemungutan suara berdampingan dengan gedung perayaan Galungan Kuningan,” tambah Darma.
Menurut keterangan ketua pelaksana Melasti dan Galungan-Kuningan, I Nyoman Suma, masyarakat Bali di Brisbane dan Gold Coast senantiasa melaksanakan perayaan Nyepi dan Galungan dan Kuningan setiap tiba waktunya. “Perayaan kali ini agak lain daripada biasanya karena dihadiri pejabat tinggi Indonesia di Australia, mulai dari Duta Besar Indonesia untuk Australia Primo Alui Joelianto, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Sydney Sudaryomo Hartosudarmo, dan pejabat penting lainnya,” ujar I Nyoman Suma, asal Buleleng.
Dubes Primo Alui Joelianto mengajak masyarakat untuk mempertahankan kemesraan hubungan Indonesia Australia yang sudah terbina selama ini. Selain itu, dia juga minta agar masyarakat Indonesia di Australia tetap menggalang persatuan dan kesatuan.
I Gede Suparwata, mahasiswa pariwisata dari Munduk Buleleng, yang mendapat kepercayaan sebagai pengantar acara mengatakan rasa bahagianya bisa ikut dalam perayaan hari raya Galungan, Nyepi, dan Kuningan di luar negeri.”Selain dapat bersembahyang dan menikmati hiburan, kegiatan perayaan ini membuat kami bisa berjumpa dengan warga Bali lainnya,” ujar Gede Suparwata, mahasiswa program master of hospitality management di Southbank Institute of Technology, Brisbane.
Hal yang sama juga disampaikan I Made Soka, warga Bali asal Jl Imam Bonjol Denpasar yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Australia. “Dalam perayaan hari raya seperti ini kami bisa sembahyang bersama dan bertemu kawan-kawan untuk melepas rasa kangen pada Bali, menikmati makanan Bali, dan bercakap-cakap dalam bahasa Bali,” ujar Made Soka tersenyum. Beberapa tahun lalu, Soka pernah menjadi ketua Balinese Community daerah Queensland.
Acara Galungan, Nyepi, Kuningan dimeriahkan dengan penampilan aneka tari Bali seperti Rejang, Baris, dan tari Nelayan. Tari Baris dibawakan oleh Ida Bagus Gede Ariana, sedangkan Tari Rejang dan Tari Nelayan ditampilkan oleh Luh Sri Sumarn dan kawan-kawan. Sekaa genjek juga tampil menyanyikan lagu ‘Merah Putih’ dan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Juga ada persembahan Tari Serapok (Jawa) oleh Ibu Tutik dan Tari Shiva Puja oleh Saminge dari India.
Tahun 2008, masyarakat Bali juga menggelar melasti di tempat yang sama. (Darma Putra)
Interesting…………………………………
Beautiful……………………………….
But one more that less……………………..
OGOH-OGOH
yes that one more…………….
Hi there, saya redaktur majalah italy BuongiornoBali saya liat celebretion neyepi di birsbarne dan saya tertarik. Bisa atao ngak saya muat cerita ini di majalah parawisata saya yang beredar di Bali for free dengan 5.000 exemplar dan 10.000 di Italy. Untuk mengetahuan majalah kami silakan cek di web site buongiornobali.it
Tanxs da sampei jumpa
Om Swuasti Astu
Lella Santamaria Bali