Selasa, 10 Pebruari 2009 | |
Queensland — Bencana kebakaran semak belukar terburuk dalam sejarah Australia yang menelan banyak korban jiwa dan kerugian harta benda menyentuh hati seorang akademisi Indonesia, I Nyoman Darma Putra, PhD. Ia mengungkapkan empati mendalamnya bagi para korban melalui puisi berjudul “Kinglake”.
Dalam puisinya itu, Darma Putra tidak hanya membawa imaji pembacanya kepada kepedihan korban yang kehilangan jiwa, harta dan ekologi tetapi juga mengingatkan kembali orang Indonesia pada kebajikan yang pernah diberikan Australia kepada para korban bencana tsunami di Aceh dan Nias enam tahun lalu.
“Saya menyaksikan sendiri betapa cepatnya bantuan Australia datang dan bagaimana ketulusan tentara-tentara Australia yang ikut dalam misi kemanusiaan membantu meringankan beban warga Banda Aceh dan sekitarnya yang kehilangan segalanya,” kata Darma Putra. “Saya akan merasa bangga kalau bantuan semacam itu bisa diberikan Indonesia kepada Australia yang sedang mengalami bencana besar sekarang ini.” Australia selama ini telah banyak membantu Indonesia di bidang pendidikan, ekonomi dan bidang-bidang lain, termasuk bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana alam di Tanah Air. “Belum tentu Australia menerima uluran tangan kita tetapi mengekspresikan keinginan untuk membantu adalah hal yang mulia,” katanya. Darma Putra mengatakan, ia memberi judul puisinya “Kinglake” karena kota kecil di utara Melbourne itu merupakan daerah terparah dalam bencana kebakaran semak belukar yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Di Kinglake itu, lebih dari 500 rumah hancur dan sedikitnya 29 orang warganya, termasuk mantan pembaca berita Stasiun TV “Saluran Sembilan” Brian Naylor dan istrinya, tewas terbakar. Kinglake Lidah api Kinglake Lidah api Kinglake Brisbane, 9 Februari 2009 Source: http://rnasution.blogspot.com/ |
Just passing by.Btw, you website have great content!