Desain sampul Nova Rabet, tata letak I Wayan Maditha.

Pengantar Penulis

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya-lah buku ini bisa selesai.

Buku ini berisi kajian mengenai perkembangan kidung interaktif di radio dan televisi di Bali serta maknanya pada pelestarian seni sastra khususnya dan budaya Bali pada umumnya. Kidung interaktif adalah seni menembangkan dan memberikan arti baris demi baris puisi tradisional Bali melalui media massa elektronik.

Program ini bermula pada awal 1990-an, mengalami puncak kesemarakan tahun 2000-an hingga awal 2010-an, dan mengalami penurunan menjelang awal 2020-an. Meski menurun, acaranya masih tetap berlangsung sampai sekarang.

Materi untuk buku ini secara tidak terencana sudah mulai sejak 1996. Pengumpulan kami lanjutkan secara on and off tahun-tahun kemudiannya hingga awal tahun 2020. Kurang lebihnya, buku ini ditulis berdasarkan pengamatan dalam rentang waktu hampir 25 tahun.

Langkah awal memperhatikan program penembangan karya sastra di radio dan televisi di Bali ketika penulis mendapat undangan untuk menyajikan makalah dalam lokakarya bertema “Television in Southeast Asia”, dilaksanakan  oleh Prof. Adrian Vickers, di University of Wollongong, New South Wales, Australia, 28-29 Juli 1997. Kami berdua sama-sama menampilkan materi tentang peran media elektronik dalam pengembangan kesenian Bali, dalam subtema “Television in Southeast Asia: The Case of Bali”. Presentasi saya saat itu terbit sebagai artikel berjudul “Kesenian Bali di Panggung Elektronik: Perbandingan Apresiasi Budaya RRI dan TVRI Denpasar” dalam jurnal Mudra (1998, No. 6, Th. VI, pp. 18–42).

Sejak itu, penulis kian tertarik mengamati perkembangan kidung interaktif di media massa elektronik dan juga kegiatan gita shanti dalam acara-acara ritual di masyarakat. Pengamatan intens kami lakukan tahun 2008/2009, ketika penulis pertama atas bimbingan penulis kedua (sebagai supervisor) mendapat dana penelitian skema “Early Career Researcher Grant 2009 from the University of Queensland”. Merekam acara radio dan TV serta melakukan wawancara dengan pengasuh dan penggemar adalah bagian penting dari riset saat itu. Hasil penelitian ini adalah artikel berjudul “’Kidung Interaktif’: Vocalising and Interpreting Traditional Literature through Electronic Mass Media in Bali”, di jurnal Indonesia and the Malay World (Vol 37, No 109, pp. 249-276).

Setelah jeda beberapa saat, antara tahun 2011-2013, kami kembali melakukan penelitian intens dan panjang berturut mengenai kidung interaktif. Kali ini, proposal penelitian kami perluas menjadi “Textual traditions, identity and cultural production in contemporary Bali”. Proposal penelitian ini didana oleh Australian Research Council Discovery Grant; Project Number DP110100448, tahun 2011–13.

Dari penelitian ini, kami menghasilkan beberapa paper untuk seminar dan publikasi di jurnal internasional, seperti di Indonesia and the Malay World dan di The Journal of Hindu Studies, dan juga beberapa bab buku berbahasa Inggris atau Indonesia. Sebagian besar materi dari buku ini berasal dari data rekaman acara kidung interaktif, wawancara dengan pengasuh dan penggemar, serta hasil observasi kegiatan gita shanti di masyarakat pada durasi riset 2011-2013.

Seiring perjalanan waktu dan selera penggemar, acara kidung interaktif di radio dan televisi di Bali mulai agak menurun. Kedua stasiun televisi utama, Bali TV dan TVRI Bali,  serta RRI Denpasar terus melanjutkan program kidung interaktif, tetpai beberapa radio swasta banyak yang tutup sehingga berkurang stasiun yang menyiarkan kidung interaktif.

Meski demikian, secara umum, program acara kidung interaktif di radio dan televisi di Bali masih tetap berlangsung. Untuk melihat bagaimana perkembangan kidung interaktif ketika popularitasnya menurun, kami melakukan penelitian lagi. Kali ini kegiatan penelitian didanai Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana, dengan kontrak No. 673-1/UN14.4.A/ 2017. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor Unud, Ketua LPPM Unud, dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unud atas dukungannya.

Dalam melakukan penelitian dalam rentang waktu panjang, kami mendapat bantuan dari beberapa teman, seperti Dr. I Wayan Suardiana (dosen Prodi Sastra Bali, FIB Unud), Drs. I Wayan Lamo, M.Si. (alumnus Prodi Magister Kajian Budaya FIB Unud), dan Drs. IDG Windhu Sancaya, M.Hum. Mereka membantu kami untuk merekam acara kidung interaktif dan melalukan beberapa wawancara.

Siaran langsung Gita Shanti di TVRI Bali (Foto I Nyoman Darma Putra)

Di Brisbane, Australia, kami dibantu oleh Cathryn Sarjito (tutor bahasa Indonesia di School of Languages and Cultural Studies University of Queensland). Cathryn membantu kami mengelola data penelitian yang banyak dan mengidentifikasi tema dan menyusunnya ke dalam beberapa kelompok. Kepada mereka semua, kami menyampaikan terima kasih banyak atas kontribusinya.

Kami juga menyampaikan terima kasih kepada I Wayan Sukawinaya dan Ida Ayu Frischa Mahayani yang membantu mengumpulkan bahan dan melakukan wawancara dengan pengasuh acara tembang interaktif di RRI Denpasar. Hasil wawancara mereka dengan penyiar Bli Gde Tomat dan Mbok Luh Camplung kami perlukan untuk melengkapi wawancara kami sebelumnya.

Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Penerbit Udayana University Press, Dr. Ida Bagus Jelantik Sutanegara, M.Hum., atas dorongan menulis buku ini dan memberikan beberapa masukan penting dalam penulisan draft. Terakhir, kami memberikan apresiasi yang tidak terhingga kepada rekan Nova Rabet atas bantuannya membuat desain sampul buku ini dan kepada Wayan Maditha yang menyusun tata letak buku ini. Kesabaran mereka berdua adalah cermin profesionalismenya.

Denpasar, Brisbane, 10 Juni 2020

I Nyoman Darma Putra

Helen Creese