Sungguh hati terasa damai begitu melihat beberapa iklan ‘Selamat Hari Nyepi’ dari beberapa perusahaan perbankan nasional yang dimuat koran Kompas dan Jawa Pos, edisi 27 Maret 2017, sehari sebelum Nyepi 2017.

Dengan otak-atik semiotik, tanda-tanda kata, gambar, dan warna bisa memberikan kedalaman makna. Perayaan Nyepi adalah perayaan arti, makna, dan maksud.

Iklan-iklan tersebut tak hanya berarti ucapan selamat kepada umat Hindu yang merayakan Nyepi tetapi juga bermaksud menyampaikan kabar kepada masyarakat umum bahwa Hari Raya Nyepi tiba.  Kompas dan Jawa Pos beredar luas sehingga luas pula jangkauan warga yang diajak menghayati makna hari raya Nyepi. 

Perusahaan swasta yang sudi mengeluarkan biaya besar untuk mengucapkan selamat hari raya Nyepi adalah Bank BCA, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, dan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia.

Iklan BNI, BRI, dan BCA dimuat di Kompas dalam ukuran cukup besar, sedangkan iklan Bank Mandiri dimuat di Jawa Pos. Di koran lokal, seperti Bali Post dan Radar Bali (Jawa Pos Group) termuat banyak iklan ucapan selamat hari raya Nyepi dari perusahaan daerah dan pejabat daerah (Gubernur, Bupati, Walikota).

Iklan-iklan selamat hari raya Nyepi di koran nasional tersaji dengan cita rasa estetik yang tinggi. Desainnya mampu merefleksikan suasana spiritual Nyepi yang hening, damai, dan tenang.

Bank BCA memasang gambar orang melakukan prosesi di pantai, asosiasinya adalah upacara melasti (penyucian) diri yang dilaksanakan dua atau tiga hari menjelang Nyepi. Payung atau tedung adalah ikon budaya Bali yang khas yang muncul dalam iklan BCA itu. Foto prosesi dengan latar belakang sunset atau mungkin mentari terbit memberikan nada dan nuansa suci dan hening.

Di pojok kanan atas ada logo 60 Tahun BCA. Tulisan besarnya berbunyi “Selamat Hari Nyepi, Tahun Baru Saka 1939’. Huruf di bagian bawah yang kontras khas warna biru BCA adalah beberapa produk BCA sehingga selain sebagai ucapan selamat hari raya, iklan ini juga menumpangkan produk perusahaan, sesuatu yang wajar.

Gerbang Pura

Iklan Bank BRI juga tampak indah, dengan warna belakang putih. Gambar yang menghiasi iklan BRI adalah pintu gerbang atau kuri di sebuah pura, ikonik Bali yang tampak agung dan anggun.

Iklan ini tidak menyertakan produk perusahaan. Di pojok kiri ada logo BUMN dengan tag line “Hadir untuk Negeri” sedangkan di pojok kanan atas terpasang logo BRI dengan selogan “Melayani dengan Setulus Hati”. Selogan ini terasa tulus seirama dengan nada warna iklan.

Yang istimewa dalam iklan BRI adalah ucapan selamat yang disajikan dengan ungkapan puitik yang berbunyi “Biarkan Sejenak Alam Menyinari Dirinya Sendiri”. Ungkapan ini ditulis dengan huruf besar, paling besar di antara huruf yang ada dalam desain. Makna ungkapannya sejalan dengan salah satu dari empat pantangan (catur beratha) dalam perayaan Nyepi yaitu ‘amati gni’ atau tidak menyalakan api.

Di bawah tulisan itu barulah ada ungkapan formal ‘Selamat Hari Nyepi, Tahun Baru Saka 1939’, hurufnya tebal (bold), tapi agak kecil.

Desain Simbolik

Desain iklan Bank BNI tampil agak simbolik, baik gambar maupun ungkapannya. Ungkapan yang tertulis sebagai ucapan cukup puitik yaitu “Memulai Awal Baru dengan Hati yang Suci Bersih”. Nyepi memang Tahun Baru Saka, ucapan ini tepat adanya.

Ungkapan ini ditulis dengan warna hijau, sedangkan ungkapan ‘Selamat Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1939’ ditulis di atasnya dengan warna oranye atau jingga, keduanya adalah warna khas BNI. Warna hijau dan orange merefleksikan green and gold, hijau keemasan, bermakna lestari dan prestasi.

Dalam gambar, tidak ada ikon Bali atau Hindu terpampang di dalamnya. Iklan ini cukup menarik minat karena kekhasannya yang memancing penafsiran.

Di dalam iklan yang didominasi warna khas BNI orange dan hijau terpasang tanda tombol dengan cahaya terang di belakangnya. Tanda tombol itu tidak akan termaknai dengan cepat karena memerlukan perenungan dan penafsiran.

Penafsiran itu bisa diungkap dari tulisan di bawah gambar yang antara lain berbunyi “Saatnya menekan tombol restart untuk memulai tahun yang baru dengan hati yang tenang dan damai dalam rangka penyucian diri dan alam semesta menuju kualitas peningkatan hidup”.

Kalimat ini padat makna yang mengacu ke hari Nyepi, tetapi terasa agak panjang.

Iklan Bank mandiri menampilkan gambar barong dan sejumlah orang berpakaian adat Bali. Ada orang dewasa, anak-anak, laki-perempuan. Ada payung dan ibu-ibu menjunjung sesajen. Semua itu adalah ikon budaya dan seni Bali.

Seperti halnya Bank BNI, iklan Bank Mandiri di pojok kiri juga ada logo BUMN dan di kanan atas logo Bank Mandiri dengan selogannya “Terdepan Terpercaya Tumbuh Bersama Anda”.

Iklan ini juga minimalis manis, banyak ruang kosong yang memberikan rasa hening yang luas, sesuai dengan hakikat Nyepi.

Ungkapan iklan ini puitik tetapi luas, berbunyi “kesunyian yang membawa kedamaian negeri”. Hurufnya cukup besar. Di bawahnya tertulis kecil kata-kata begini: Membersihkan diri dengan kesunyian sebagai inspirasi dalam membawa kedamaian untuk negeri”. Ungkapan ini terasa sebagai parafrase atau penjelasan dari ungkapan di atasnya.

Iklan Garuda

Perusahaan penerbangan Garuda Indonesia juga membuat iklan selamat hari raya Nyepi dengan ucapan “Refleksikan Diri dalam Sunyi Temukan Kembali Sucinya Hati”.

Iklan ini indah dan menarik karena menunjukkan dua pramugari Garuda membawa sesajen. Tata warna iklan dominan nuansa biru langit angkasa yang cerah, warna khas Garuda. Pakaian seragam pramugarinya bagus, sesajennya warna-warni. Semuanya memancarkan keriangan suci.

Di latar belakang, ada meru yang kalau tidak salah dari foto meru Pura Danau Beratan yang indah, agung, dan anggun.

Iklan ini saya peroleh di sosial media, entah dimuat di koran atau tidak. Terlepas dari itu, sama dengan iklan di koran, iklan ini pun beredar viral dan dilihat banyak orang, sehingga tidak saja hadir sebagai ucapan hari raya tetapi juga mengingatkan publik luas kedatangan hari raya umat Hindu: Nyepi.

Badan Usaha Milik Negara

Iklan yang dibahas sekilas di atas sebagian besar dari BUMN, kecuali BCA adalah perusahaan swasta. Saya tidak melihat ada iklan dari partai politik atau politisi.

Sebelumnya, ketika euforia politik sedang berada dalam puncaknya, di koran nasional dan daerah muncul banyak iklan ucapan hari raya dari parpol dan caleg. Jangankan politisi nasional, politisi daerah di Bali pun hampir tidak ada yang mengucapkan selamat hari raya Nyepi secara khusus, seperti sebelumnya.

Absen atau sepinya iklan ucapan hari raya mungkin karena musim pilkada atau pemilu masih jauh. Atau, mungkin juga karena parpol dan politisi kurang memiliki atau tidak memprioritaskan anggaran seperti waktu sebelumnya.

Saya pernah lihat Andi Malaranggeng (mantan Menpora) pernah memasang iklan ucapan hari raya Hindu, kalau tidak salah menjelang kampanye pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat.

Di Bali tahun 2018 akan ada pilgub, dan parpol dan calon sudah mulai pencitraan untuk itu, namun toh juga tidak ada yang menjadikan hari Nyepi ini sebagai arena untuk pencitraan lewat iklan di koran. Mungkin karena masih jauh, status calon belum jelas, atau karena ada pertimbangan lain yang hanya mereka yang tahu. Spanduk mereka hanya terlihat di jalan-jalan, bukan di media massa. Spanduk di jalan yang dibiarkan berhari-hari bahkan berbulan biasanya membuat pemandangan polusi.

Terima kasih untuk perusahaan BUMN Indonesia yang telah mengabarkan kehadiran dan spirit hari Nyepi lewat iklan di koran nasional, baik dengan ilustrasi dan ungkapan yang lugas maupun yang simbolik puitik. Dengan otak-atik semiotik, iklan-iklan layanan masyarakat yang menyampaikan pesan damai ini sungguh melegakan sukma.

Selamat Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1939, semoga damai selalu, sukses selaksa untuk kita semua (Darma Putra).