IMG_9774
Indah laut lepas di depan pantia Candidasa, tempat lumba-lumba bisa disaksikan beriringan dan berjumpalitan (Foto Darma Putra)

Ada ikan lumba-lumba di laut lepas Pantai Candidasa, Karangasem, Bali Timur. Kehadirannya berenang beriringan dan sesekali meloncat dalam ketinggian bisa dilihat dari tepi pantai Candidasa.

Memang, akan lebih exiciting menyaksikan gerak-gerik ikan mamalia ini dengan naik jukung seperti mengikuti tur lumba-lumba di Lovina, Bali Utara.

Tur lumba-lumba di Candidasa belum lazim, padahal nyata ada lumba-luma di sana. Seandainya kemunculan lumba-lumba itu terjadi secara reguler, teratur, dan bisa diprediksi, bisa jadi tur lumba-lumba  ini akan menjadi atraksi wisata baru di Candidasa.

DCIM117GOPRO
Puri Bagus Candidasa Resort and Spa, dijepret dari udara. Photo by Ary Bestari (Instagram @bestariphotography)

 

Di Depan Puri Bagus Resort

Akhir pekan pertama bulan Desember 2015, kami menginap di Puri Bagus Candidasa Villa Resort and Spa (http://www.puribaguscandidasa.com/). Hotel ini terletak di bibir pantai yang indah, di depannya suasana laut biru mempesona.

Di sekitar pantai itu, terdapat beberapa gugus pulau tanpa penghuni. Yang paling besar, dengan ukuran sekitar 3000 meter persegi, disebut dengan Pulau Biaha. Ada juga yang menyebutkan nusa ini dengan nama Pulau Kambing atau Gili Tupekong. Belakangan, masyarakat sekitar membangun pura di sana.

Di seberang agak jauh dari gugus pulau-pulau mungil itu, membentang biru Nusa Penida dan juga Nusa Lembongan. Gugus pulau yang tampak seperti bukit membiru itu dari kejauhan menambah indah pesona Candidasa.

Dalam hening pantai dan laut itu, sesekali melintas perahu dan kapal yang melayani penyebrangan Lombok dan Padangbai. Juga jukung nelayan yang menjaring ikan atau mengangkut wisatawan untuk wisata laut atau menuju lokasi diving.

Lumba-lumba Meloncat

Minggu 6 Desember, pagi, sekitar pk. 09.30, usai menikmati makan pagi di hotel, kami berenang di pantai depan Puri Bagus Hotel. Airnya bersih sekali, pun hangat. Uniknya, ukuran pasir agak besar, lebih besar daripada pasir biasanya, tetapi tetap terasa lembut.

Ombak tidak begitu besar karena ada krib pemecah ombak membatasi. Ruang pantai untuk berenang menjadi seperti kolam, aman.

Saat kami menatap ke kejauhan laut, iringan lumba-lumba muncul, berjumpalitan. Awalnya kami kurang begitu percaya karena iringan ikan mamalia itu muncul dan tenggelam, lagi nampak lagi lenyap. Namun, tiba-tiba ada dua ikan meloncat dalam ketinggian. Kami berteriak ‘wow…wow…’.

Andaikan bisa dekat dan menjepretnya, tentu kami bisa share foto lumba-lumba yang meloncat itu. Sayang sekali, momen itu tak terabadikan karena saat itu kami tengah berenang, tak ada kamera di tangan.

Namun, kami senang, dan yakin bahwa ada koloni lumba-lumba di sekitar pantai Candidasa yang sesekali bisa beriringan dan asyik ditonton seperti daya tarik wisata di Lovina.

DCIM117GOPRO
Jukung-jukung nelayan di depan Puri Bagus Candidasa Resort and Spa yang siap mengantar wisatawan menyaksikan lumba-lumba di sekitar Candidasa. Photo by Ary Bestari (Instagram @bestariphotography)

Selama ini, tur lumba-luma yang terkenal di Bali adalah di pantai Lovina. Bulan April 2015, kami sempat menikmati tur lumba-lumba di Lovina (https://dasarbali.wordpress.com/2015/04/04/wisata-lumba-lumba-jumpalitan-di-laut-lovina/). Tur berlangsung pagi hari, dan sekitar 50 perahu berkeliling di tengah laut untuk mendapati di mana kiranya lumba-lumba akan muncul meloncat.

Saat tur itu, kami sempat memotret lumba-lumba dari jarak relatif dekat, dengan lensa kamera zoom, kami mendapatkan foto yang menarik.

Andaikan saat lumba-lumba muncul di Candidasa kami membawa kamera, pemandangan di laut yang menarik itu bisa dijepret dan di-share di sini.

IMG_9685
Puri Bagus Candidasa tepat di tepi pantai yang hening dan tenang (Foto Darma Putra)

Ada sekali-sekali

Sehari sebelum melihat lumba-lumba, kami sempat mengobrol dengan Krisna Putra, Resort Manager Puri Bagus Candidasa dan dengan satu-dua tukang perahu di sana. Kami menanyakan apakah ada lumba-luma di laut lepas Candidasa.

“Sesekali ada, untung-untungan Pak,” ujar Krisna tersenyum santun.

Hal yang sama juga dikatakan oleh tukang perahu yang sempat menawarkan kami tur keliling laut, melihat pesona gugus pulau atau gili-gili indah di seputar Candidasa.

“Minggu-minggu ini terus ada. Teman-teman yang mengajak tamu melihatnya. Tamu-tamu senang,” kata seorang tukang perahu, seperti berpromosi.

Ucapan itu, kurang kuat mendorong kami untuk tur ke laut. Kami menduga, mungkin kata-katanya bahwa ‘terus ada lumba-lumba minggu ini’ hanya promosi agar kami mau membeli paket berperahu keliling pantai Candidasa.

Karena kami tidak pernah mendengar ada lumba-lumba sebanyak di Lovina di Candidasa, maka kami tak ada miant untuk tur. Tukang perahu juga tidak berani memastikan bahwa ‘pasti ada lumba-lumba’ saat berkeliling naik perahu.

Kami pun under estimate akan kehadiran lumba-lumba di lepas pantai Candidasa. Namun, keraguan itu lenyap seketika, karena dengan mata-kepala sendiri nyatanya kami melihat iringan lumba-lumba di laut lepas Candidasa. Pemandangan lumba-lumba di pantai lepas Candidasar itu tak kalah menariknya dengan yang di Lovina.

Andaikan, gerombolan lumba-lumba di Candidasa bisa dikondisikan untuk senantiasa muncul di Candidasa, tentu daya tarik wisata Candidasa akan bertambah.

Ketenangan dan keheningan, fasilitas hotel yang bagus-bagus akan membuat Candidasa semakin menarik. Nelayan yang biasa berlayar mencari ikan bisa menambah paket pekerjaan dengan menjual tur menonton lumba-lumba seperti halnya di Lovina.

Foto Lumba-lumba

Sekitar satu setengah bulan setelah tulisan ini dimuat, saya mendapat foto lumba-lumba di laut Candidasa dari seorang teman, Putu Esa Widaharthana, staf pengajar di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua.

“Kami juga pernah melihat lumba-lumba di Candidasa. Waktu itu kapal yang kami tumpangi diikuti terus oleh lumba-lumba  sekitar 10 menit,” ujar Putu, dalam suatu percakapan. Penumnpang rame-rame memotretnya. Menurut Putu, lumba-lumba seperti sadar kamera, kalau difoto mereka mau bergaya berenang atau meloncat seperti ikan bermain-main.

Berikut ada tiga foto yang dijepret oleh Komang Putraka.

image1(1)
Lumba-lumba di Candidasa (Foto Komang Putraka).
image2
Lumba-lumba di Candidasa (Foto Komang Putraka).
image3
Lumba-lumba di Candidasa (Foto Komang Putraka).

Putu dan kawan-kawan menyaksikan lumba-lumba 5 Desember 2015, sore hari. Saat itu mereka dalam perjalanan dari Senggigi (Lombok) menuju Padangbai, menumpangi kapal (fast boat) Wahana Gili Ocean. Di sekitar laut Candidasa, bermunculan sekitar 12 ekor lumba-lumba, tak jauh dari kapal yang ditumpangi.

Kapten kapal memang menginformasikan sebelumnya bahwa akan ada lumba-lumba bermunculan. Informasi itu menjadi kenyataan. Kehadiran lumba-lumba itu membuat penumpang surprised.

Kami melihat lumba-lumba Minggu, 6 Desember 2015 pagi, mungkin lumba-lumba yang sama yang dilihat Putu dan kawan-kawan sehari sebelumnya. Ini berarti lumba-lumba itu tidak pergi jauh-jauh, alias ada selalu di sekitar oantai Candidasa.

Rancang Dolphin Tour

Cerita dan foto dari Putu lebih memastikan bahwa ada kawanan lumba-lumba di laut Candidasa yang bisa dipromosikan buat wisatawan. Dengan potensi yang ada, mungkin saatnya Dinas Pariwisata Karangasem dan industri pariwisata di Candidasa dan sekitarnya bekerja sama mengambil inisiatif untuk merancang dolphin tour di Candidasa, seperti halnya yang populer di Lovina.

Hal yang bisa dilakukan adalah mulai dengan meminta pertolongan ahli perikanan untuk mengenali populasi dan perilaku lumba-lumba di Candidasa. Berapa jumlahnya, bagaimana karakteristiknya, kapan biasanya muncul, apa pengaruh musim terhadap lumba-lumba. Mungkin tidak dirangsang agar mereka mau datang ke tempat tertentu. Bagaimana caranya?

Dengan demikian, akan ada data yang bisa dijadikan bahan untuk menyusun kapan sebaiknya tur lumba-lumba dilaksanakan, di areal mana, pagi atau sore, dan seterusnya.

Jika sukses, tak lama lagi tentu Candidasa akan mempunyai daya tarik baru yakni tur  lumba-lumba Candidasa.

(Darma Putra).