Berita Denpost, Minggu, 1 Agustus 2010

Foto kulit buku menampilkan Made Pasek, seorang perintis lahirnya sastra Bali modern awal 1910-an. Pasek adalah seorang guru pada era kolonial. Dia pernah bertugas di daerah kelahirannya di Singaraja dan juga di Gianyar. Foto Guru Pasek disediakan oleh Prof. Putu Jayanegara, anggota keluarganya di Singaraja.

Di deretan bawah adalah foto sastrawan Bali modern (kanan ke kiri): Made Sanggra, Nyoman Manda, Gde Dharna, Djelantik Santa, Tusthi Eddy. Di bawah (kanan ke kiri) Made Suarsa (putra Made Sanggra), Bawa Samar Gantang, WIndhu Sancaya, IDK Raka Kusuma, IBW Widiasa Keniten. Pengarang ini adalah sebagian dari mereka yang pernah mendapat anugerah Hadiah Sastra Rancage dari Yayasan Rancage pimpinan sastrawan Ajip Rosidi. Foto peraih Hadiah Rancage secara lengkap dipasang di halaman dalam buku ini.

Buku ini b ukan saja yang terlengkap mengulas perkembangan sastra Bali modern sejak kelahirannya hingga 2010, tetapi juga bisa dikatakan satu-satunya buku yang masih beredar/dicetak ulang tentang sastra Bali modern. Buku lain seperti yang ditulis oleh Tusthi Eddy yg diterbitkan oleh Balai Pustaka, sudah tidak beredar lagi.

Buku Tonggak Baru Sastra Bali Modern ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa yang belajar sastra Bali dan dosen yang mengajarkannya.